Namun kaum rebahan memiliki sikap yang berbeda dengan kebanyakan orang, termasuk dalam urusan cara kencing yang paling didambakan.
"Mau guru kencing berdiri, murid kencing berlari, ya terserah! Kami sedang memikirkan bagaimana caranya kencing yang efektif tanpa beranjak dari sofa."
3. Gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak
Ini baru peribahasa yang pas, menunjukkan kebanyakan aktivitas kaum rebahan. Bahkan, mereka mempunyai ungkapan yang jauh lebih tajam dibandingkan peribahasa itu.
"Cucok nih peribahasa. Bagi kami, main sama teman virtual yang jaraknya melebihi tujuh kali keliling bumi pun tetap lebih menarik ketimbang ngobrol sama saudara serumah atau tetangga di depan pagar."
4. Sedia payung sebelum hujan
Kaum rebahan tak akan tertarik dengan peribahasa terkenal yang kolot ini. Bagaimana tidak, itu cuma urusan yang nyaris tak melibatkan teknologi sama sekali.
Mereka akan lebih suka menggantinya dengan kalimat yang jauh lebih mewakili hasrat hati, "Sedia gawai sebelum melakukan apa pun."
Bukankah semua urusan bisa diselesaikan dengan gawai?
Ya, tentu saja harus ada kuota internetnya. Mau mencari hiburan macam apa pun, di gawai tersedia. Mau pergi ke mana saja, tinggal pencet layar gawai. Perut lapar tak pernah menjadi masalah sepanjang ada si pintar. Tinggal pilih-pilih makanan yang kita inginkan dan si smart akan segera mendatangkan makanan yang kita kehendaki ke depan hidung kita.
Dan semua itu bisa kita lakukan tetap dengan rebahan, bukan?
5. Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu akan gagal juga
Waduh, kaum rebahan nggak terlalu mengenai tupai. Tupai cuma ada di kebun, kecuali tupai-tupai yang sudah jadi aktor film atau tokoh gim. Dan itu tidak banyak.
Mau sepandai apa pun tupai melompat, para perebah badan tetap tak akan mengaguminya. Melompat itu bukan sesuatu yang penting banget. Kenapa sih binatang aneh itu suka banget melompat-lompat, bukannya berbaring santai aja.