Kepolisian RI telah menerapkan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) alias sistem tilang elektronik bagi pengendara sepeda motor sejak 1 Februari 2020 yang lalu. Seperti dikabarkan kompas.com, dalam empat hari pertama perberlakuan ETLE di Jakarta, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya telah menjaring 659 pengendara motor yang tertangkap kamera melanggar aturan lalu lintas.
Bakal terdapat beberapa perbedaan yang bisa terjadi dengan pemberlakuan sistem ini dibandingkan penilangan secara langsung oleh polisi. Salah satu perbedaan yang akan membawa dampak cukup besar dalam pelaksanaannya adalah tidak adanya pertemuan secara langsung antara pengendara dengan aparat.
Selama pelaksanaan penindakan pelanggar lalu lintas secara manual, cukup banyak kejadian aneh, lucu dan kadang-kadang bikin miris hati. Pada satu sisi, kejadian-kejadian itu bisa bikin kita senyum-senyum sendiri bahkan tertawa sejenak, tetapi pada sisi lainnya juga bisa membuat kita harus mengelus dada.
Nah, apakah peristiwa-peristiwa unik itu akan tetap terjadi dalam sistem tilang elektronik? Mari simak beberapa kejadian unik dan kocak dalam sistem tilang manual dan kemungkinan berulangnya dalam sistem ETLE.
1. "Saya nggak tahu kalau ada razia"
Ini salah satu alasan konyol yang pernah dikemukakan seorang pengendara ketika ditilang polisi. Jadi, dalam pikiran pengendara jenis ini, sah-sah saja melanggar aturan lalu lintas sepanjang kepolisian tidak sedang melakukan razia di jalan raya yang mereka lalui, dan menangkap mereka karena melanggar aturan lalu lintas.
Peluang kita mendengar alasan "antik" ini akan mengecil dalam sistem ETLE. Pemotor jenis ini tidak akan menyadari ketika pelanggaran yang dilakukannya tertangkap kamera. Mungkin ia akan terkaget-kaget saat menerima surat tilang di kediamannya. Tentu saja ia tak bisa memprotes aparat saat membaca surat tilang karena tidak ada polisi di depan hidungnya.
Jika tetap memaksakan diri mengemukakan keberatan dengan alasan ganjil itu, ia akan ditinggalkan oleh si pengantar surat. "Egepe!" Begitu barangkali kalimat singkat yang bakal meluncur dari bibir dongkol si kurir.
Apalagi bila bukti pelanggaran dikirimkan polisi melalui surat elektronik. Makin kecil saja kesempatan untuk menyampaikan kalimat itu. Jangan-jangan istri dan anak-anak di rumahnya yang ketiban sial harus menanggapi ujaran konyol ini.
2. Merusak motor
Ini dia, salah sebuah momen paling viral yang pernah mengharu-biru media daring negeri kita terkait kegiatan tilang-menilang oleh kepolisian. Sekitar setahun lalu, seorang pemuda di Tangerang mengamuk dan merusak sepeda motor yang dikendarainya setelah seorang polisi menilangnya akibat beberapa pelanggaran yang dilakukannya. Perusakan itu dilakukan sang pemuda persis di depan hidung polisi yang menilangnya.