Tahapan yang tengah saya jalani kini, menulis saja apa yang terlintas dalam pikiran saya. Bila sekian lama tiada hal-hal berkesan yang melintas, kabar-kabar viral dan bacaan-bacaan lawas menjadi jalan pintas. Nyaris tak terpikir soal getaran hati.
Tiada sedikit pun saya bermaksud membandingkan tulisan-tulisan saya dengan milik DZI. Sebab kalau hal itu saya lakukan, ayam-ayam yang tengah berkeliaran di depan rumah akan segera menghentikan aktivitas mereka mematuk-matuk tanah mencari remah-remah. Mereka akan mengalihkan tatapan mata mereka ke arah wajah saya dengan perasaan iba.
Saya menuliskan momen kreatif sosok penyair yang kabarnya tak mengetahui persis tanggal kelahiran dirinya itu sebagai inspirasi belaka. Saya mengagumi DZI, yang menghasilkan karya-karya yang mampu mengarungi samudra waktu dan punya nilai abadi. Karena karya-karyanya dilandasi getaran hati.
Referensi:
- "Proses Kreatif, Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang", Editor Pamusuk Eneste, KPG Jakarta
- kemdikbud.go.id
- liputan6.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H