Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kartu Anak Nakal dan Guru yang (Akhirnya) Sadar

25 November 2019   08:09 Diperbarui: 26 November 2019   07:19 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun ia tak waspada. Barangkali disebabkan oleh gemetar badannya oleh kegamangannya, buku catatannya tertinggal di meja Bu Guru seusai meraup seluruh kartu dari laci. Dan di dalam buku itu tersimpan rapi beberapa helai Kartu Guru Jahat yang "dipersembahkannya" teruntuk Bu Guru.

Semakin jelas bahwa masa depan Gun Woo akan semakin buruk. Kartu Guru Jahat tentu akan mengirimnya kepada kondisi yang jauh lebih runyam dibandingkan Kartu Anak Nakal yang rutin diterimanya.

Namun yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaan. Kartu-kartu yang seharusnya membuat merah padam wajah Bu Guru, ternyata justru menimbulkan akibat yang sebaliknya.

Sang Pendidik tercenung membayangkan sikap buruk yang sekian lama dilakukannya kepada anak-anak didiknya. Barangkali ia baru menyadari, beberapa helai Kartu Guru Jahat itu benar adanya.

Ditambah lagi dengan hasil kompetisi sains yang dibuat si pelanggan Kartu Anak Nakal yang dinilai bagus oleh panitia, jiwa Bu Guru makin tersiksa. Dan Bu Guru juga ikut merasakan manfaat obeng sederhana Gun Woo.

Di situ letak titik baliknya.

Sebuah buku dengan kisah yang mungkin banyak terjadi dalam sistem pendidikan kita dengan berbagai versinya, dituturkan dengan apik oleh Hwang Sun Mi. Kisah ini tersusun dalam buku kecil dan tipis berjudul "Kartu Anak Nakal".

Hwang Sun Mi adalah seorang penulis asal Negeri Ginseng, Korea Selatan. Ia juga profesor di Institut Seni Seoul. Padahal ia pernah mengalami kesulitan mengecap pendidikan tingkat menengah akibat kemiskinan keluarganya.

Sejak 1995, ia telah menghasilkan sekitar 30 buku dalam berbagai genre. Salah satu karyanya yang amat terkenal adalah "The Hen Who Dreamed She Could Fly" . Karya ini telah dibuat menjadi film yang memecahkan rekor box office Korea untuk film animasi, dan menghasilkan hampir 7 miliar won dalam bulan pertama dirilis.

Kisah inspiratif masa sekolah telah mengantarnya ke dunia kepenulisan. Kepercayaan yang diberikan oleh seorang penjaga perpustakaan membawa keyakinan diri Sun Mi melonjak tinggi.

Pada masa sekolah dasar, secara tidak sengaja Sun Mi "menemukan" dan akhirnya mengakrabi sebuah lemari besar berisi banyak buku di sebuah koridor sekolah. Kegemarannya membaca tak membuat waktu mampu mengingatkannya. Hampir setiap hari ia menghabiskan waktunya melahap buku-buku koleksi perpuskaan itu hingga menjelang petang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun