Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bercanda Secara Jujur, Seperti Canda Kanjeng Nabi

11 November 2019   16:58 Diperbarui: 11 November 2019   17:02 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh lain cara bercanda yang tak melenceng dari prinsip kebenaran adalah gurauan nabi tentang anak unta. Suatu saat seorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW. Sang sahabat meminta bantuan untuk mencarikan unta yang akan dipakainya untuk mengangkut barang-barangnya ke suatu tempat.

Rasulullah segera menanggapi permintaan sahabat dengan mengatakan, "Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana."

Mendengar ucapan Rasulullah, sang sahabat menjadi bingung dan ragu. Ia membayangkan kecilnya kemungkinan seekor anak unta yang kecil dan lemah dapat mengangkut barang-barangnya yang berat. Ia pun lantas menyampaikan keheranannya ini kepada Rasulullah.

Di luar dugaan, Rasulullah menjawab bahwa yang dimaksudkannya sebagai anak unta ternyata adalah seekor unta dewasa. Beliau pun memberikan penjelasan, "Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta."

Cara Bercanda Masa Kini

Selain jujur, candaan sang nabi juga dilakukan dalam koridor kelembutan. Tidak mungkin nabi bergurau dengan teriakan-teriakan apalagi umpatan.

Begitulah, seorang rasul bercanda pun tak melepaskan etika. Tetap mengedepankan kejujuran. Juga kelembutan dan kasih sayang. Sungguh berbeda dengan cara bercanda kebanyakan manusia.

Jika mengingat berbagai tontonan masa kini yang mengandalkan unsur canda sebagai daya tariknya, sungguh amat berbeda. Demi mendapatkan tepuk tangan, nyaris menggunakan segala cara untuk memancing tawa.

Tak segan membuat malu teman. Tak malu menimbulkan sakit hati orang. Ucapan-ucapan menohok kekurangan fisik tak membuat risi. Tangan dan kaki pun acap ikut beraksi.

Hal yang tak jauh beda banyak menghiasi halaman-halaman sosial media. Sering kali dalam upaya meraup pembaca dan memancing rasa suka, seseorang menggunakan strategi canda. Namun, canda-canda yang ditayangkan tak sedikit yang menjauhi etika.

Jangan tanya soal materi-materi yang dicandakan. Aib orang yang semestinya disembunyikan, justru diumbar. Kalimat-kalimat berisikan kata-kata tak pantas yang seharusnya ditinggalkan, malah diobral habis-habisan di atas pentas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun