Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Momen Hee-Chan Mengecoh van Dijk dalam Kehidupan Kita

3 Oktober 2019   12:59 Diperbarui: 4 Oktober 2019   21:51 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah pelajaran berharga tersaji di stadion Anfield Kamis dini hari tadi. Sebuah momen viral diperlihatkan Hwang Hee-Chan, seseorang yang nyaris tak ada yang mengenal dirinya sebelum aksinya di kandang angker Liverpool merebak di berbagai media. Kecuali mungkin hanya di negerinya sendiri.

Pengamat sepak bola nasional mungkin akan mengenangnya sebagai bagian dari tim nasional Korea Selatan U-19 yang dijungkalkan timnas kita dalam salah satu pertandingan kualifikasi Piala Asia U-19 tahun 2014. Kala itu, Hee-Chan bersama dengan tim Korea Selatan dikalahkan 2-3 oleh timnas Garuda.

Hee-Chan seolah membalik keadaan. Pemain muda Korea Selatan yang kini membela klub Red Bull Salzburg itu sukses mengecoh salah seorang pemain terbaik dunia saat ini, Virgil van Dijk.

Seusai melewati van Dijk yang jungkir balik dan gagal menghadangnya, ia kemudian berhasil mencetak gol ke gawang Liverpool di kandang mereka yang terkenal angker itu.

Sekelebat kejadian itu menjadi sebuah fakta yang amat mengejutkan dunia. Seorang pemain sepak bola tak terkenal dari sebuah klub gurem di ajang Liga Champions Eropa memiliki kemampuan mempermalukan salah seorang bek paling tangguh di muka bumi dan menjadi bagian dari klub juara bertahan di even ini.

Seandainya Hwang Hee-Chan dan Virgil van Dijk berasal dari "kasta" yang tak jauh berbeda, tentu tak akan memunculkan kabar mengguncang dunia sepak bola.

Ternyata semenjulang apa pun prestasi dan nama besar yang disandang seorang van Dijk, ia tidak selalu berada di atas angin ketika berhadapan dengan orang yang bukan siapa-siapa dan hanya sekelas Hee-Chan. Suatu momen yang bisa menjadi sebuah pelajaran berharga yang bisa dipetik baik oleh "van Dijk" maupun "Hee-Chan".

Pengalaman sebagai "van Dijk"
Sebagai seorang "van Dijk", saya pernah merasa diri demikian hebat semasa menjadi seorang pegawai sebuah institusi. Saat virus kesombongan melanda diri, saya merasa hanya diri saya yang mampu mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang tengah saya emban ketika itu.

Saya sampai berpikir, jika suatu ketika saya berhalangan, misalnya sakit atau cuti atau mengikuti pelatihan, maka manajemen akan kelabakan. Tak akan ada seorang pun pegawai yang akan mampu mengerjakan tugas berat itu.

Benih kesombongan tumbuh subur bak cendawan di musim hujan. Perasaan tinggi hati muncul bahkan saat keunggulan yang saya banggakan sebatas perasaan di hati saja. Bukan benar-benar sebuah prestasi nyata layaknya van Dijk yang kiprahnya diakui di panggung sepak bola dunia. Nggak kebayang bila saya dalam posisi setinggi van Dijk.

Peristiwa selanjutnya menjadi episode yang memalukan. Ketika saya harus menjalani sebuah pelatihan di luar kota, pekerjaan yang saya tinggalkan sementara ternyata beres-beres saja. Teman-teman yang lain bisa mengerjakannya dengan hasil yang tak kalah baik dibandingkan hasil kerja saya. Untung saja, saya hanya perlu malu kepada diri saya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun