Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sehelai Potongan Koran

3 September 2019   17:21 Diperbarui: 3 September 2019   17:29 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehelai potongan koran pembungkus kue satu. Dari pasar dalam keranjang rotan ditenteng ibu. Segera beralih ke tangan bocah kecil dahaga ilmu.

Sesekali sobekan koran hanya berisi iklan rumah kontrakan. Pun penawaran obat penumbuh kumis dan pelicin rambut klimis. Suatu ketika muka bersemu merah tersua pose wanita berbelahan baju rendah.

Yang tak kalah sering tercium aroma asin ikan kering. Atau sengat bau terasi yang bikin cuping hidung jeri. Sesekali kertas basah oleh kuah gado-gado yang tumpah.

Namun sekumuh apapun tetap menyulut tegun. Huruf-huruf yang tercetak menyihir kepala nyaris tak hendak mendongak. Pantang tegakkan badan sebelum terjamah titik pungkasan.

Ibu selalu paham apa yang tergambar di angan. Sisihkan potongan koran melekat dalam ingatan. Jajanan pasar dan kue kering bukan lagi hal terpenting.

Sesobek kertas koran menyeret asa jauh ke depan. Imaji tersuruk masuk dalam bacaan khusyuk. Resapi kumpulan aksara yang kelak semakin dicinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun