Sehelai potongan koran pembungkus kue satu. Dari pasar dalam keranjang rotan ditenteng ibu. Segera beralih ke tangan bocah kecil dahaga ilmu.
Sesekali sobekan koran hanya berisi iklan rumah kontrakan. Pun penawaran obat penumbuh kumis dan pelicin rambut klimis. Suatu ketika muka bersemu merah tersua pose wanita berbelahan baju rendah.
Yang tak kalah sering tercium aroma asin ikan kering. Atau sengat bau terasi yang bikin cuping hidung jeri. Sesekali kertas basah oleh kuah gado-gado yang tumpah.
Namun sekumuh apapun tetap menyulut tegun. Huruf-huruf yang tercetak menyihir kepala nyaris tak hendak mendongak. Pantang tegakkan badan sebelum terjamah titik pungkasan.
Ibu selalu paham apa yang tergambar di angan. Sisihkan potongan koran melekat dalam ingatan. Jajanan pasar dan kue kering bukan lagi hal terpenting.
Sesobek kertas koran menyeret asa jauh ke depan. Imaji tersuruk masuk dalam bacaan khusyuk. Resapi kumpulan aksara yang kelak semakin dicinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H