Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Berharap pada Tim Sepak Bola Kawasan Asia

17 Juni 2018   21:59 Diperbarui: 17 Juni 2018   22:10 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: americatv.com.pe

Meskipun tidak sefanatik zaman muda dulu, saya masih mengikuti sepak bola. Maka, kala Piala Dunia tengah berlangsung, tergelitik juga hati saya untuk menulis tentangnya. Untuk mengulas seorang pemain atau sebuah tim, saya tak punya cukup wawasan. Begitu pun untuk memprediksikan sebuah pertandingan, saya tak punya cukup keberanian.

Di zaman lampau, saya--seperti kebanyakan orang--suka menjagokan tim-tim favorit macam Brasil, Jerman dan Italia. Tim paling spesial bagi saya adalah Inggris. Namun sepanjang perhelatan Piala Dunia yang saya ikuti, saya selalu dikecewakan oleh kiprah si Tiga Singa.

Entah kenapa kini saya lebih tergoda dengan rasa regionalisme. Setiap kali ada tim Asia yang akan bertanding, hati kecil saya berharap mereka bisa meraih kemenangan. Atau seandainya kalah, enggak kayak petani usai panen jeruk, pulang dengan sekeranjang bola. Hasil yang dicapai tim-tim sekawasan biasanya menentukan perasaan saya, apakah senang atau kecewa.

Maka, kesedihan pun seketika menghinggapi perasaan saya begitu Saudi Arabia tersungkur dibantai habis-habisan oleh si Tuan Rumah Rusia. Di partai perdana, Asia sudah teramat merana.

Sebetulnya tidak semata-mata mengharap hasil yang baik atas suatu pertandingan sepak bola, saya pun menginginkan permainan yang cantik diperagakan oleh seluruh tim yang berlaga, lebih khusus kesebelasan dari kawasan Asia. Oleh sebab itu, kekecewaan terhadap Saudi Arabia sudah tampak jauh sebelum gol tercipta. Tak heran bila ada yang menyebut pertandingan yang dilakoni Saudi Arabia bak laga tarkam alias sepak bola antar kampung. Sungguh nestapa mendapati tim sekawasan tampil dengan semiskin-miskinnya kreativitas dan dilengkapi pula dengan jumlah kebobolan yang luar biasa.

Hati ini sedikit terhibur manakala wakil Asia yang lain berhasil menorehkan angka. Angka yang diraih maksimal pula. Iran lah yang untuk sementara ini mengobati luka hati saya. Ini pun sebetulnya tidak terlalu membanggakan sebab yang dikalahkannya adalah "saudara" sendiri. Maroko yang menjadi lawannya merupakan negara di kawasan Afrika yang masih sama-sama terbelakang dalam urusan sepak bola.  Semoga dalam partai selanjutnya, Iran bisa mengatasi Spanyol dan Portugal. Terlalu berlebihan ya. Setidaknya jangan terlalu dalam lah kita warga Asia harus menundukkan muka.

Bila kebanyakan orang menantikan pertandingan Jerman versus Meksiko atau pun Brasil melawan Swiss, saya lebih menunggu kiprah raksasa Asia Korsel saat menantang Swedia. Sejatinya Korsel-lah harapan tertinggi saya di perhelatan Piala Dunia kali ini. 

Sebab Korsel telah membuktikan kemampuannya menghadang tim-tim mapan asal Eropa dan Amerika Selatan pada event sebelumnya. Swedia pun tidak jago-jago amat di Piala Dunia.

Selain Korsel, semoga para samurai dari Jepang bisa menjadi harapan berikutnya. Kolega mereka di Grup H tidak lah sesangar para pentolan di grup lainnya. Menghadapi Polandia, Senegal dan Kolombia tidak seharusnya membawa Jepang pulang kampung terlalu awal.

Ayo Korsel dan Jepang, tolong naikkan level sepak bola kawasan kita.

Nah, sembari menantikan penampilan awal Korsel dan Jepang, sungguh asyik menikmati Der Panzer dan para penari samba berlaga. Kedua kampiun ini nyaris tak pernah lupa menyajikan hiburan dalam setiap atraksi mereka. Bagi para punggawa di tim Tiga Singa, ayo jangan kalian tambah lagi rasa kecewa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun