Mohon tunggu...
Lilita Bayu
Lilita Bayu Mohon Tunggu... Aktor - Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris

Saya suka menulis untuk audiens umum maupun akademik, dengan karya yang mencakup riset, artikel, esai, atau buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Selebrasi Seminar Proposal

6 Desember 2024   19:53 Diperbarui: 6 Desember 2024   19:57 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan sebagai mantan mahasiswa, saya seringkali melihat fenomena adek tingkat yang melakukan selebrasi berlebihan setelah seminar proposal (sempro) atau sidang skripsi. Terutama di kampus saya, masa-masa sempro sering kali dirayakan sudah seperti layaknya prosesi lamaran. Berdasarkan pengalaman saya, sempro sebenarnya hanyalah langkah awal dari perjalanan panjang yang belum terlalu jauh menantang. Jadi, mengapa perlu selebrasi yang berlebihan?  

Nyatanya pada saat menjalani skripsi, banyak tantangan yang lebih sulit dibandingkan sempro. Mulai dari kemungkinan ganti judul di tengah pengerjaan, revisi teori, hingga pembahasan yang dianggap salah kaprah. Tidak jarang, mahasiswa yang sudah merayakan dengan mewah setelah sempro justru harus menghadapi kenyataan pahit: revisi berkali-kali, bolak-balik mencari tanda tangan dosen, bahkan kuliah yang molor karena skripsinya tak kunjung selesai. Kalau selebrasi awalnya sudah berlebihan, bagaimana kalau di tengah jalan justru tersandung masalah? Rasanya malu, bukan?  

Banyak mahasiswa yang berdalih, "Selebrasi ini kan bentuk apresiasi atas perjuangan selama ini." Tapi, menurut saya, lebih bijak merayakan ketika benar-benar sudah selesai---setelah revisi rampung, pengesahan dari dosen penguji beserta dekan telah didapatkan, dan dinyatakan lulus dalam yudisium atau wisuda. Pada titik itu, perasaan lega dan puas lebih terasa karena kita telah melewati perjuangan penuh, bukan hanya sekadar langkah awal.  

Bagi penulis, selebrasi lebih baik dilakukan dengan sederhana dan pada waktu yang tepat---ketika kita benar-benar telah selesai mencapai garis akhir perjuangan kuliah seperti saat setelah Yudisium atau Wisuda.

Sebenarnya ada banyak manfaat ketika tidak melakukan selebrasi secara berlebihan antara lain menghindari membuang-buang uang dan waktu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat seperti sewa atau beli sesuatu yang sifatnya hanya sekali pakai, atau bahkan anda bisa menggunakan waktu selebrasi tersebut untuk segera merevisi masukan-masukan yg di dapat dari dosen agar lebih efisien dan memanfaatkan waktu agar bisa lulus tepat waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun