Alat musik Tiongkok adalah bagian yang penting dari budaya Tiongkok. Setelah ribuan tahun, musik yang merdu dan melodi yang unik itu selalu menyimpan misteri. Kali ini, saya akan mengajak Anda mengenal alat-alat musik kuno Tiongkok.
Pipa, merupakan "raja" dari alat musik petik. Alat musik "Pipa" ini muncul di Tiongkok sekitar pada Dinasti Qin (221 SM - 206 SM). Pipa dimainkan dengan posisi tegak, menekan senar dengan tangan kiri, dan memetiknya dengan lima jari tangan kanan. Pipa adalah alat musik rakyat penting yang dapat digunakan baik secara sebagai solo, maupun sebagai pengiring atau ansambel.
Erhu, juga dikenal sebagai "Hu Qin", muncul pada Dinasti Tang (618-907) disebut "Xi Qin", dan pada Dinasti Song(960-1279) disebut "Ji Qin". Secara umum diyakini bahwa Hu Qin saat ini berkembang dari Xi Qin dan kini menjadi alat musik gesek yang unik di Tiongkok.
Bianzhong adalah alat musik perkusi yang penting di Tiongkok kuno, muncul pada Dinasti Zhou Barat (1046-771 SM) dan berkembang dari Periode Musim Semi dan Musim Gugur (770 SM - 476 SM) serta Periode Negara-Negara Berperang (475 SM - 221 SM) hingga Dinasti Qin (221 SM - 206 SM) dan Han (206 SM--220 M). Bianzhong terdiri dari beberapa lonceng dengan ukuran berbeda-beda yang digantung secara berurutan pada bingkai kayu membentuk satu atau beberapa kelompok.Â
Setiap lonceng membunyikan nada yang berbeda. Pada zaman kuno, bianzhong sering digunakan dalam musik istana. Bianzhong dimainkan selama pertempuran, jamuan makan, dan ritual penghormatan pada leluhur. Bianzhong juga merupakan alat musik yang secara eksklusif digunakan oleh penguasa kuno, serta menjadi simbol pangkat dan kekuasaan.
Xiao adalah seruling pada zaman kuno, dan memiliki sejarah yang panjang. Umumnya terbuat dari bambu dengan lubang tiupan di ujung atasnya. Xiao cocok untuk memainkan nada-nada rendah dan halus, menyampaikan pikiran yang tenang dan jauh, serta mengekspresikan perasaan yang halus dan kaya. Xiao bersifat tenang dan elegan, membuat pendengarnya terpesona dan hanyut di dalam musiknya.
Di (seruling), memiliki tujuh lubang, dan dibuat dari bambu. Di adalah alat musik pada Han kuno, sekaligus alat musik tiup yang paling mewakili dan memiliki khas rakyat di antara alat musik Han, Dalam band rakyat, seruling merupakan alat musik tiup yang penting. Ia dianggap sebagai perwakilan dari alat musik tiup rakyat dan disebut sebagai "Raja Musik Rakyat".
Guqin, juga dikenal sebagai Qin, Yaoqin, Yuqin, adalah alat musik petik tradisional suku Han di Tiongkok. Guqin memiliki sejarah lebih dari tiga ribu tahun dan merupakan salah satu dari alat musik dengan delapan nada. Guqin memiliki jangkauan suara yang luas, timbre yang dalam, dan suara yang bertahan lama, merupakan ciri khas budaya oriental Tiongkok. Guqin selalu dihargai oleh kelas sastra dan dihormati sebagai "bapak musik Tiongkok" dan "instrumen orang suci".
Xun adalah salah satu alat musik tiup tertua di Tiongkok dengan sejarah sekitar 7.000 tahun. Mungkin awalnya dibuat oleh nenek moyang yang meniru suara burung dan binatang untuk menjebak mangsa. Belakangan, seiring dengan kemajuan masyarakat, ia berkembang menjadi alat musik sederhana, lambat laun ditambah dengan lubang suara, berkembang menjadi instrumen melodi yang dapat memainkan nada.
Sheng, adalah alat musik tiup buluh yang berasal dari Tiongkok. Ini adalah alat musik paling awal di dunia yang menggunakan buluh bebas. Dalam musik tradisional dan opera Kunqu, sheng sering digunakan sebagai pengiring alat musik tiup lainnya seperti seruling dan suona. Dalam orkestra Tiongkok modern, sheng dapat memainkan peran sebagai melodi atau pengiring.
Se adalah alat musik petik Tiongkok kuno yang berbentuk seperti kecapi, dengan 25 senar dengan ketebalan yang berbeda. Disetel sesuai dengan skala pentatonik. Pada zaman dahulu, Se sering dimainkan bersamaan dengan guqin atau sheng. Se yang paling awal memiliki 50 senar, sehingga disebut juga sebagai "kecapi 50 senar".
Tambur adalah sebuah alat musik perkusi. Menurut legenda kuno, sudah ada "tambur tanah" pada zaman "klan Yiqi", yaitu tambur yang terbuat dari tanah liat. Karena tambur memiliki resonansi yang bagus dan bunyinya yang agung dapat didengar dari jarak jauh, maka tambur tersebut telah lama digunakan oleh nenek moyang Tionghoa untuk menyemangati para tentara.
Jika kalian penasaran dengan bunyi-bunyi alat musik kuno tersebut, Anda dapat melihat dan mendengarnya di sini, selamat mendengarkan!
Sumber video : Teacher Little Chinese@Youtube
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H