Mohon tunggu...
Liliana Haryanto
Liliana Haryanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu Rumah tangga dengan 4 anak, saat ini berdomisili di Cairo, Mesir untuk mendampingi study putra putri tercinta

An ordinary mom, who loves to travel and read

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Racun dalam Gibah, Pahami Dampaknya

15 April 2021   18:24 Diperbarui: 15 April 2021   18:33 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Freepik.com)

Gibah dapat memutuskan pertemanan antara pelaku dan objek gibah. Karena merasa dirinya dijadikan bahan gibah, seseorang bisa jadi akan membalas dengan melakukan gibah juga. Akhirnya, terjadilah saling menggibah. Jika tidak dihentikan, aktivitas ini akan menjadi mata rantai gibah yang tak pernah putus.

    3. Memunculkan Julukan "Tukang Gibah"

Tanpa disadari, orang yang sering melakukan gibah akan mendapatkan predikat kurang baik di masyarakat. Dia akan mendapat julukan "tukang gibah."

  4. Merusak Reputasi Seseorang

Gibah adalah perbuatan yang tidak terpuji dan dapat di kategorikan sebagai perundungan sosial. Menurut CNN Indonesia, perundungan sosial adalah penindasan yang mengakibatkan merusak reputasi atau hubungan seseorang. Bentuk aktivitasnya mencakup berbohong, menyebarkan rumor negatif, mempermalukan seseorang dan mengucilkan seseorang.

Setelah kita membaca makna dan dampak gibah, akan kita rasakan lebih banyak dampak negatifnya. Gibah merugikan kedua belah pihak, baik orang yang bergibah maupun yang dijadikan objek gibah. Banyak contoh kasus yang terjadi akibat gibah, antara lain teman berubah menjadi musuh dan orang yang periang berubah menjadi pemurung. Melihat kejadian-kejadian yang sudah ada, marilah kita bersama-sama mengurangi atau bila mampu menghentikan gibah dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat. Kita bisa memulai dari diri sendiri dan keluarga. Segera hilangkan racun gibah dari dalam diri kita , yuk!

(Ed.Saheeda)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun