Mohon tunggu...
Liliana Haryanto
Liliana Haryanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu Rumah tangga dengan 4 anak, saat ini berdomisili di Cairo, Mesir untuk mendampingi study putra putri tercinta

An ordinary mom, who loves to travel and read

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pesona Ramadan di Negeri Seribu Menara

8 April 2021   13:38 Diperbarui: 8 April 2021   13:42 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hi, Travelers

Penasaran dengan suasana Ramadan  di Mesir? Pastinya akan terbayang dengan keramaian, lampu-lampu yang gemerlap dan pasar jajanan dengan berbagai macam kudapan yang dijual seperti di negara kita. Kali ini penulis ingin menceritakan suasana Ramadan  di Mesir (Kairo khususnya) yang mungkin sedikit berbeda dengan di Indonesia.  Suasana ini penulis ceritakan dari  masa sebelum dan setelah covid -19.

Mesir yang dikenal juga dengan sebutan Negeri 1000 Menara , karena banyaknya masjid-masjid kuno dengan menaranya yang menjulang tinggi. Mesir adalah  negara yang banyak menampung para pelajar asing dari berbagai penjuru dunia. Kebanyakan  para pelajar ini menuntut ilmu di Al-Azhar. Para pelajar asing ini  termasuk pelajar Indonesia yang jumlahnya ribuan orang.

Untuk para pelajar suasana Ramadan  di Mesir  merupakan pengalaman yang tak dapat dilupakan. Selama masa Ramadan  para pelajar posisinya boleh disebut "aman" dalam urusan sahur dan buka. Maksud  "aman" disini untuk masalah makanan Insya Allah  selalu tersedia. Berikut kegiatan yang banyak dijumpai selama bulan Ramadan  di Mesir.

Sebelum Covid -19

1.        Lampu Ramadan  khas Mesir (Fanous Ramadhan)/ Lentera Ramadan

Fanous Ramadan banyak dijual dipinggir jalan. Dan banyak kedai,  rumah dan toko-toko besar memasang lampu berkelap-kelip. Suasana malam Ramadan  jadi semakin meriah.

2.        Maidatur Rahman /buka puasa bersama

Maidatur Rahman  ini agak sedikit unik, biasanya ada beberapa warga Mesir yang menyiapkan buka puasa gratis. Mereka  menata meja-meja panjang dengan kursi dan tenda. Sepintas mirip dengan hajatan pernikahan yang ada di Indonesia. Penulis sering berdecak kagum melihat maidatur rahman  ini, karena terbayang dana yang pastinya cukup besar untuk membuat jamuan selama sebulan penuh. Ketika mendekati waktu buka puasa, mereka akan menghidangkan minuman dan makanan, dengan wajah-wajah yang gembira mereka mempersilakan semua orang yang lewat untuk duduk menikmati hidangan. Semua orang boleh menjadi tamu mereka.

Hidangan yang disajikan, tentunya berbeda-beda, ada yang menghidangkan roti isy  (roti khas Mesir, dengan isian sayur, telur, terkadang ada pula isian kufta /daging sapi cincang yang dibakar), hidangan yang banyak disajikan adalah  roti isy atau nasi basmati  dan ayam panggang. Untuk ukuran warga Mesir hidangan untuk 1 orang adalah roti isy , nasi basmati  dan ekor ayam panggang, jadi dijamin pasti kenyang.  Minuman khasnya adalah tamer hindi  (sejenis air asam dan gula) warnanya serupa dengan minuman soft drink  dengan rasa cola. Rasa tamer hindi , sungguh segar, sekali mencoba dijamin pasti jatuh cinta.

3.        Bagi-bagi makanan dan kurma di jalan

Bagi-bagi makanan tak cuman maidatur rahman , tapi banyak juga warga Mesir membuat makanan yang sudah dikemas di foam. Mereka  menunggu di ujung  jalan, apabila ada warga yang melintas mereka akan memberikan makanan tersebut. Fakir miskin dan para pelajar asing merupakan orang yang paling banyak mendapatkannya.  Bahkan tak sedikit yang langsung menghantarkan makanan di tempat para pelajar asing berkumpul, ada beberapa yang melakukan hal ini sepanjang Ramadan .

4.        Sedekah uang dan paket sembako

Selain bagi-bagi makanan, mereka juga memberikan uang atau bingkisan sembako. Ada yang membagikan di pinggir jalan, ada yang memberikan kepada ketua-ketua pelajar.

Ramadan saat Covid -19

Suasana Ramadan  memang sedikit berbeda, tak ada tarawih di masjid-masjid, dan Maidatur rahman  ditiadakan. Penulis  sempat berpikir suasana Ramadan saat   Covid -19  akan terasa sepi, ternyata tak terlalu sepi seperti yang dibayangkan . Untuk  urusan berbagi warga Mesir tak mau menyerah dengan Covid -19,  Maidatur Rahman tetap membagikan makanan dengan berkeliling seperti tahun-tahun yang lalu. Banyak juga yang membagikan di tempat-tempat berkumpul pelajar asing.

Sering penulis temui khususnya ketika menjelang buka puasa, beberapa pengendara mobil akan membagikan makanan, uang ataupun paket sembako kepada warga yang ditemuinya. Lampu-lampu tetap menyala di rumah-rumah, suasana tetap meriah, panggilan--panggilan  sahur  masih terdengar, anak-anak kecil tertawa gembira menyambut buka puasa.

Melihat kebiasaan warga Mesir di saat bulan Ramadan , membuat hati menjadi tersentuh. Mereka  benar-benar memuliakan bulan Ramadan . Bulan Ramadan  bukan hanya sekadar  berbelanja baju baru, menghidangkan masakan favorit untuk buka puasa keluarga dan acara buka puasa bersama dengan teman-teman  dan handai taulan.

Banyak dari kita termasuk penulis, yang terkadang lebih memikirkan buka puasa untuk diri sendiri dan keluarga, kita terlupa dengan saudara-saudara lain yang kurang beruntung.  Mesir mengajarkan pada penulis pentingnya berbagi dengan sesama, bukankah  ini salah satu inti pesan dari bulan  Suci Ramadan? Semoga kita semua dipertemukan dengan bulan yang suci ini. Selamat menjalankan ibadah puasa .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun