PT GNI membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang berperan dalam mengawasi dan menjalankan regulasi keamanan kerja. P2K3 merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan pemahaman dan partisipasi dalam penerapan K3.
3. Dialog dengan Karyawan
PT Gunbuster Nickel selalu menyempatkan waktunya untuk berdialog dengan para karyawan untuk menciptakan keterbukaan dan rasa saling menghargai antara perusahaan dan pekerjanya, agar terbentuk budaya kerja yang nyaman dan kondusif. Hal ini sebagai salah satu bentuk kedekatan antara perusahaan dengan karyawannya; perusahaan tidak menutup diri dan terbuka memberikan solusi terbaik untuk pekerjanya.
Standar keselamatan pekerja memang tidak bisa dikesampingkan, justru menjadi hal yang harus diutamakan. PT Gunbuster Nickel tidak hanya memikirkan benefit yang didapatkan tetapi bagaimana kesejahteraan pekerja pun menjadi hal yang penting yang perlu diperhatikan.
4. Transfer Ilmu Pengetahuan antara Tenaga Kerja Asing (TKA) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
PT Gunbuster Nickel selain mempekerjakan karyawan dari dalam negeri juga melibatkan TKA dalam pekerjaannya. Baik itu TKI maupun TKA semua mendapatkan kewajiban dan hak yang sama. Agar perusahaan bisa terus berkembang, tukar informasi dan ilmu pengetahuan sering dilakukan secara timbal balik.
TKA di PT Gunbuster Nickel memberikan pengetahuan mengenai teknologi dan penerapannya. Sedangkan untuk TKI lebih kepada kultur kerja, kebersamaan dan kekeluargaan. TIdak hanya itu, TKI juga berbagai pengetahuan terkait Bahasa Indonesia dan budaya lokal. Dengan demikian, pekerjaan yang dilakukan akan terasa ringan dan aman.
Tanggung Jawab Sosial PT GNI
Dengan terus berkembangnya PT Gunbuster, kesejahteraan para pekerja jangan sampai luput dari perhatian. Sebagai perusahaan smelter nikel, PT GNI memiliki tanggung jawab sosial dan peranan yang cukup besar dalam keberlangsungan perusahaan bahkan bagi masyarakat sekitar.
Pembangunan sektor ekonomi, sosial, infrastruktur harus dirasakan manfaatnya bagi masyarakat setempat. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja harus terus dilakukan agar para pekerja merasakan kenyamanan. Edukasi standar keselamatan kerja rutin dijalankan terlebih melihat aktivitas produksi yang cukup tinggi.