Cimplung ini khas dan beda daripada yang lain, singkongnya buket banget, sentuhan gulanya yang menjadikannya berwarna kecoklatan pas banget, warna coklatnya ini cantik, bikin tangan tak sabar ingin mengambilnya. Pas sampai di mulut, ehm ... kerasa banget kalau masih panas berhubung baru saja mentas, tapi asli ini enak banget.
Gak perlu waktu lama, dalam sekejap sepiring cimplung ini habis termakan karena saking enaknya dan perut yang sudah tak sabar menunggunya. Ternyata eh ternyata Bu Nyai ini baik banget.
Bu Nyai menghampiri dan memberi buah tangan berupa cimplung satu piti penuh. Alhasil, cimplung ini pun bisa menjadi teman perut ketika perjalanan berlanjut berkeliling di Kecamatan Karanganyar.
Meskipun tak sehangat tadi, cimplung yang mulai dingin tetap enak rasanya, tetap buket dan manisnya terasa tanpa pemanis apalagi pengawet buatan, karena semuanya dari bahan alami.
Bahkan sebelum melanjutkan perjalanan Bu Nyai sempat berpesan, ketika cimplung sudah dingin bisa digoreng. Rasanya katanya lebih mantap, tapi gak perlu menunggu dingin karena cimplungnya sudah keburu habis. Selamat mencoba ... (Lilian Kiki Triwulan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H