Perlahan melewati jalanan yang menanjak ditemani kicau ayam hutan, burung-burung liar yang terbang bebas dan hewan-hewan liar lain yang berada jauh dalam hutan. Hingga sampailah pada tanah lapang yang datar dengan tulisan View Slamet di antara pepohonan pinus yang menjulang tinggi.
Bentangan alam Purbalingga nampak begitu jelas berlatar birunya langit dan hiasan awan putih yang menyebar. Alamnya sungguh mempesona, udaranya sungguh menyejukan, hijaunya alam membuat mata tenang, hingga membuat orang lupa akan kepenatan yang tengah dirasa.
Di sana ku temukan kenyamanan dan ketenangan. Tanpa kebisingan, tanpa hiruk pikuk suasana perkotaan. Udaranya segar dan hebatnya mampu menghipnotis diri yang datang. Rumput-rumput tumbuh liar, ilalang menjulang dan bunga-bunga putih tumbuh mengakar, menyebar menutupi dataran hutan pinus yang ada.
Tak ada kata lain yang bisa disampaikan kecuali menakjubkan, betapa indahnya pesona alam yang luar biasa masih tersimpan dan terjaga. Tak ada lagi beban, lelahnya mendaki pun tak lagi terasa, terobati dengan pesona alam yang luar biasa menenangkan jiwa.
Dan di sana kutitipkan kerinduanku pada seseorang yang masih tersimpan di balik kuasa Tuhan. Ingin rasanya datang kembali menapaki jejak di kaki Gunung Slamet. Menjemput kerinduan yang pernah ku titipkan bersama alam.
View Slamet pesona yang tak tergantikan. Membuat kerinduan semakin mendalam. Sampai jumpa kembali di ujung rindu untukmu yang masih kelabu. (Lilian Kiki Triwulan)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI