Ada yang unik ketika menikmati suguhan dari sebuah rumah sederhana dengan hangatnya sentuhan sebuah keluarga. Teh hangat tersaji bersama dengan kue khas yang diolah dari resep keluarga.
Sebut saja Gomak, olahan kue berbahan dasar singkong. Bentuknya sekilas mirip dengan combro tapi beda karena tidak ada isian oncom di dalamnya.
Soal rasa hampir sama seperti roti goreng tetapi bukan roti. Setelah mencoba satu gigitan ada sensasi nendang yang terasa dan manis yang muncul pada pangkal lidah.
Kemudian ada parutan kelapa dan juga parutan singkong yang terasa pada setiap kunyahan. Ada semacam tepung tapi bukan terbuat dari tepung, mungkin ini yang membuat rasanya seperti roti pada umumnya.
Tepung yang dibuat untuk campuran Gomak bukan sembarang tepung, melainkan dari pati singkong. Pati singkong ini dihasilkan dari parutan singkong yang kemudian diperas untuk memisahkan antara sari dan parutannya.
Sari singkong tadi kemudian diendapkan hingga mengental yang digunakan untuk mencampur parutan singkong dan kelapa. Adapun campuran lainnya yang membuat adonan Gomak seperti pada umumnya.
Nama Gomak sendiri memang terbilang baru dan spontanitas yang berawal dari perjamuan ibu-ibu PKK. Karena bingung memberikan nama akhirnya terpilihlah Gomak sebagai nama dari kue berbentuk pipih dan sedikit lonjong.
Konon yang pertama mencobanya pun heran karena rasanya cukup unik dan digoreng, namun kini tengah diuji coba membuatnya dengan cara dipanggang. Sensasi manis dari pati singkongnya terasa dan setiap gigitannya memunculkan rasa ingin terus menikmatinya.
Apalagi disandingkan dengan teh manis hangat, sungguh perpaduan rasa yang luar biasa. Dan dinikmati saat perut sedang kosong, cacing-cacing perut yang menabuh kendangnya mulai menurunkan irama menangkap sinyal makanan siap masuk ke ruang perjamuan.
Nikmat memang, menyantap Gomak sembari menyeruput teh manis hangat. Ngobrol pun makin asyik dengan keluarga Muhammad Yasin beserta anak dan istrinya dari Desa Tangkisan, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga yang merupakan pencetus hadirnya Gomak. Cerita sejarah dan legenda dari Desa Tangkisan tak akan terasa membosankan justru lebih mengasyikan.
Namun sayangnya, Gomak ini belum dipasarkan dan belum dijual ke pasaran. Masih murni olahan keluarga Muhammad Yasin, karena untuk menjualnya memang diperlukan konsep yang matang.
Gimana penasaran bukan dengan sensasi Gomak? Sajian rumahan yang kaya rasa dan menghangatkan perbincangan. Selamat menikmati. (Lilian Kiki Triwulan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H