Mohon tunggu...
Lilian Kiki Triwulan
Lilian Kiki Triwulan Mohon Tunggu... Penulis - Always be happy

La vie est une aventure

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Puncak Sendaren, Keselarasan Alam yang Memikat Hati

4 Juli 2020   19:17 Diperbarui: 4 Juli 2020   22:26 1337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Purbalingga, kota dengan wisata alam yang memikat pandangan mata. Kota yang berada dekat dengan Gunung Slamet ternyata menawarkan sejuta pesona keindahan yang menawan. Gugusan pegunungan hijau berbaris rapi membentuk lukisan alam yang begitu indah.

Puncak Sendaren, salah satu dari panorama alam Purbalingga yang terlukis jelas dan dapat dinikmati pesonanya. Dari sini nampak, keselerasan alam yang bersatu padu menampakan wajah Purbalingga dari ketinggian.

Alam yang hijau berhiaskan langit biru yang terbentang luas dengan butiran kapas putih yang lembut bersatu, memadu kisah menjadi satu keutuhan keseimbangan alam yang memikat hati. Sejuknya alam, udara yang jauh dari kata polusi, binatang-binatang liar yang masih enggan menampakan dirinya di balik hutan sana menjadi keunikan alam yang dinanti.

Puncak Sendaren berada di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Jarak yang cukup jauh kurang lebih 30 km dari pusat kota tak menjadi penghalang bagi mereka para petualang yang mencari jejak alam.

Tepatnya ada di Dusun Karanggedang, Puncak Sendaren dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata. Puncak Sendaren sempat hits dan terkenal dengan jembatan bambunya di puncak bukit pada tahun 2016 dan 2017.

Kemudian, wisata alam tersebut mulai meredup dan sepi pengunjung, hanya beberapa pengunjung yang datang untuk camping di Puncak Sendaren. Tahun demi tahun berlalu pengelolaan wisata Puncak Sendaren tidak lagi se-semangat awal kemunculannya.

Puncak Sendaren, Desa Panusupan/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Puncak Sendaren, Desa Panusupan/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Hingga pada tahun 2020, setelah proyek jalan yang dibangun TMMD selesai Puncak Sendaren kembali dibuka. Wisata ini dikelola atas swadaya masyarakat sekitar karena melihat potensi Puncak Sendaren sebagai wisata alam yang ramai dikunjungi.

Dengan terbangunya jalan makadam, memudahkan akses pengunjung yang datang menuju Puncak Sendaren. Bagi mereka yang berani dan kendaraan yang dikendarai dalam kondisi sehat, tidak perlu berjalan kaki untuk bisa sampai ke puncak.

Namun, bagi mereka yang tidak berani tidak perlu khawatir karena ada beberapa lokasi yang bisa dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan. Mulai dari awal masuk sebelum gapura selamat datang, di loket pembayaran atau di titik terakhir dekat dengan perkebunan warga.

Setelah kendaraan terparkir dengan rapi, masih harus melanjutkan perjalanan untuk bisa sampai ke puncak melewati jalan berbatu dan menanjak. Kurang lebih 20 menit untuk bisa sampai ke Puncak Sendaren.

Sepanjang perjalanan menuju Puncak Sendaren, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan alam yang memukau, pepohonan cengkeh yang tertanam rapi di lereng-lereng bukit, tanaman kapulaga yang berada diantara pepohonan, juga curug kecil yang membelah hutan dan airnya dimanfaatkan oleh penduduk sekitar dengan menggunakan selang.

Adapula mata air yang keluar dari bebatuan yang berada di pinggir jalan, sehingga memudahkan pengunjung bagi yang ingin membasuh muka atau sekadar untuk mencuci tangan. Bagi yang lelah mereka juga dapat beristirahat di bebatuan besar yang ada di pinggir jalan dengan menikmati suguhan pemandangan Purbalingga dari atas.

Perjalanan Menuju Puncak Sendaren/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Perjalanan Menuju Puncak Sendaren/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Udara yang begitu sejuk, aroma cengkeh yang kuat dan kapulaga yang dipanen oleh penduduk sekitar menambah suasana pedesaan di lereng perbukitan. Saat perjalanan pun tidak sedikit penduduk desa yang turun dari atas bukit membawa hasil panen atau rerumputan untuk pakan ternak.

Setelah beberapa kali melewati tanjakan yang cukup tajam dan tanah berbatu yang berdebu sampailah pada tanah yang begitu luas bertuliskan Puncak Sendaren di pinggir tebing. Berhiaskan patung kuda dan bebatuan besar yang tertata rapi sebagai salah satu spot foto yang bisa dinikmati pengunjung.

Tidak hanya itu, setelah puas mengabadikan momen di Puncak Sendaren bisa kembali melanjutkan perjalanan melewati jalan menanjak menuju puncak. Jalanan berbatu di pinggir tebing dengan bambu sebagai pegangan sampai menemukan bangunan rumah berdindingkan bambu dan beratapkan jerami.

Bagi mereka yang ingin sekedar melepas lelah atau menikmati seduhan kopi sendaren bisa duduk sejenak di bangku kayu yang tersedia. Adapun makanan ringan yang dijual dan mendoan khas sendaren.

Undak-undakan menuju Jembatan Kalendra/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Undak-undakan menuju Jembatan Kalendra/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Perjalanan masih belum usai, masih ada spot menarik lainnya yang wajib didatangi. Berjalanan menaiki undak-undakan tanah dengan bambu diujungnya menuju Jembatan Kalendra atau Igir Sarangan.

Di Jembatan Kalendra yang terbuat dari besi di atas ketinggian, pengunjung bisa berfoto di atas Puncak Sendaren dengan background alam yang luas membentang. Berfoto di Jembatan Kalendra pun pengunjung harus tetap berhati-hati, pengunjung yang ingin meniki jembatan tersebut pun dibatasi kapasitasnya dan juga waktunya agar yang lain pun bisa menikmatinya.

Selain Jembatan Kalendra ada pula batu cinta, jembatan rindu yang harus melewati undak-undakan untuk menuju kesana. Kemudian Camp Area dan Outbond yang masih dalam tahap pengembangan yang biasanya digunakan bagi mereka yang ingin nge-camp.

Dan Puncak Sendaren yang masih cukup jauh perjalanannya tidak banyak pengunjung yang sampai kesana hanya mereka para pecinta alam yang sampai ke puncak. Ada pula Igir Sanquri atau Jembatan Sanquri yang berada jauh dari patung kuda dan harus kembali menyusuri jalan berbatu ke dalam hutan.

Meskipun perjalanan yang jauh dan melelahkan, namun semua terbayar dengan keindahan alam yang memikat hati. Alam yang masih asri terjaga menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi masyarakat desa yang ramah menyambut para pengunjung yang datang ke Puncak Sendaren.

Hanya saja untuk mencapai ke Puncak Sendaren dibutuhkan kesabaran, apalagi jalan yang dilalui untuk bisa sampai ke Puncak Sendaren hanya cukup dilalui satu kendaraan roda empat. Tepat sebelum Puncak Sendaren, ada Petilasan Ardi Lawet yang menjadi salah satu wisata religi yang ada di Purbalingga. (Lilian Kiki Triwulan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun