Mohon tunggu...
Lilian Kiki Triwulan
Lilian Kiki Triwulan Mohon Tunggu... Penulis - Always be happy

La vie est une aventure

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adaptasi Kebiasaan Baru Pasar Bukateja Hadapi Covid-19

12 Juni 2020   11:48 Diperbarui: 12 Juni 2020   11:42 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Los pedagang diberi sekat menggunakan plastik mika/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Seperti pasar pada umumnya, Pasar Rakyat Bukateja yang berada di Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga  masih tetap beroperasi meskipun di tengah situasi pandemi covid-19. Masih banyak orang yang lalu lalang keluar masuk pasar untuk melangsungkan aktivitas jual beli.

Kondisi pasar yang bersih dan bangunan yang sudah lebih representatif membuat pasar ini terasa lebih nyaman dibandingkan sebelum dilakukan pembangunan. Penataan kios di dalam pasar pun sudah tertata dengan rapi disesuaikan dengan jenis kebutuhan yang ada.

Adanya pandemi covid-19, nyatanya tidak menyurutkan para pedagang dan pembeli untuk tetap pergi ke pasar. Setiap hari selalu ada orang yang lalu lalang datang dan pergi ke pasar, bahkan para penjual pun masih tetap berjualan tanpa takut terpapar covid-19.

Work From Home (WFH) atau bekerja di rumah yang sempat menjadi anjuran dari pemerintah, tidak berlaku bagi pedagang pasar. Mereka harus tetap berjualan demi mendapatkan rejeki untuk kehidupan sehari-hari.

Adaptasi Kebiasaan Baru Diterapkan di Pasar Bukateja

Los pedagang diberi sekat menggunakan plastik mika/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Los pedagang diberi sekat menggunakan plastik mika/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Tanpa para pedagang ini, masyarakat tentunya akan kesulitan mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Setelah diterapkannya New Normal atau tatanan hidup baru atau bisa dibilang adaptasi kebiasaan baru, sedikitnya membawa angin segar bagi masyarakat terutama bagi mereka para pedagang pasar agar tetap aman beraktivitas.

Pasar Bukateja sendiri sudah menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru sejak diberlakukan oleh pemerintah. Pasar di bawah pengelolaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga menjadi contoh pasar dengan menerapkan adaptasi kebiasaan baru.

Di halaman parkir, sudut-sudut pasar dan juga pintu masuk pasar disediakan pencuci tangan dengan sabun. Sehingga pedagang atau masyarakat sebelum dan sesudah dari dalam pasar bisa mencuci tangan terlebih dahulu.

Setiap pedagang diberikan sekat satu sama lain, sekat ini terbuat dari plastik mika yang dihubungkan dengan besi yang memang dari awal sudah tersedia sebagai pembatas antara penjual yang satu dengan yang lain dan menjadi pembatas antara penjual dan pembeli. Tidak ada aksi protes atau penolakan dari pedagang, mereka mengiyakan anjuran dari pemerintah demi mencegah penularan covid-19 yang rentan terjadi di pasar.

Tidak sedikit pula pedagang yang menggunakan pelindung wajah (faceshield) untuk mencegah penularan covid-19. Berbagai imbauan pun terpasang di beberapa titik yang ramai dengan pengunjung. Imbauan yang berisi pedagang dan pembeli yang wajib menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menjaga jarak satu sama lain.

Butuh Dukungan Seluruh Pihak Jalani Adaptasi Kebiasaan Baru

Pembeli di Pasar Bukateja menggunakan masker dan kios pedagang diberikan sekat menggunakan plastik mika/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Pembeli di Pasar Bukateja menggunakan masker dan kios pedagang diberikan sekat menggunakan plastik mika/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Dengan dukungan dari seluruh pihak tentunya pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru tidak akan berjalan dengan baik. Apalagi di pasar butuh kerjasama antar satu pedagang dengan pedagang lainnya juga dengan pembeli yang berdatangan setiap harinya agar transaksijual beli berjalan dengan lancar.

Adanya pandemi covid-19, sebenarnya juga membuat sebagian pedagang takut akan terpapar covid-19. Namun di sisi lain mereka harus tetap berjualan sebagai sumber penghasilan keluarga.

"Setidaknya dengan masker, faceshield dan penyekat yang ada, mampu melindungi pedagang dari penularan covid-19," kata salah satu pedagang sembako di Pasar Bukateja, Sri Turyanti (30).

Mereka para pedagang, pembeli dan orang-orang yang mencari penghasilan di pasar tentu berharap pendemi segera berakhir. Sehingga semua berjalan dengan normal seperti sedia kala dan tetap aman beraktivitas dimanapun berada.

Dengan adanya Adaptasi Kebiasaan Baru, setidaknya memberikan ruang bagi mereka para pedagang untuk bisa tetap berdagang. Pembeli yang awalnya resah dan takut terpapar covid-19, setidaknya dapat tetap waspada dan berhati-hati ketika harus berbelanja.

Disiplin Diri Kunci Adaptasi Kebiasaan Baru

Interaksi pedagang dan pembeli/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Interaksi pedagang dan pembeli/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Bagi mereka kuncinya kedisiplinan diri dari masing-masing, baik pembeli ataupun pedagang semua mematuhi anjuran pemerintah. Tanpa kedisiplinan dari diri masing-masing, adaptasi kebisaan baru takkan berjalan dengan baik.

Pasar yang menjadi tempat interaksi banyak orang, tempat yang rentan terjadi penyebaran covid-19 tidak bisa dihentikan begitu saja aktivitasnya. Apalagi ada banyak kebutuhan masyarakat yang dijual di sana, sehingga masing-masing pembeli, pedagang dan warga pasar lainnya harus bisa menjaga dirinya masing-masing agar tetap aman beraktivitas di lingkungan pasar. (Lilian Kiki Triwulan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun