Mohon tunggu...
Lilian Kiki Triwulan
Lilian Kiki Triwulan Mohon Tunggu... Penulis - Always be happy

La vie est une aventure

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Semangat Petani Upayakan Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi

9 Juni 2020   13:40 Diperbarui: 10 Juni 2020   04:47 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang wanita paruh baya sedang menjemur padi/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Pandemi covid-19 yang saat ini sedang melanda seluruh penjuru negeri tak terkecuali Indonesia  ternyata berdampak pada sektor kehidupan yang ada. Hingga akhirnya roda perekonomian, pendidikan, pariwisata dan sektor lainnya harus terganggu akibat wabah covid-19.

Namun, tidak bagi sektor pertanian meskipun wabah covid-19 melanda negeri para petani tidak lantas bekerja di rumah atau Work From Home (WFH) seperti anjuran pemerintah. Mereka harus tetap pergi ke ladang demi kelangsungan ketahanan pangan masyarakat.

Para petani memang tidak mengenal kata WFH, setiap pagi mereka harus bergegas pergi ke ladang untuk menjaga ketersediaan pangan negeri. Tanpa para pejuang ketahanan pangan tentu pasokan pangan di negeri ini akan terhambat.

Kerja keras dan semangat mereka inilah yang harus diapresiasi meskipun di tengah situasi pandemi covid-19 mereka tetap bekerja demi stok pangan kebutuhan masyarakat. Momen ini, menjadi momen yang sangat berharga, di tengah-tengah kesulitan yang menghadang, banyak masyarakat yang kekurangan pangan, mereka para petani tetap siap di ladang.

Mereka menyiapkan stok pangan agar tetap aman dan tersedia. Mereka tidak mengenal rasa takut, karena yang mereka takutkan adalah tidak bisa mencukupi kebutuhan stok pangan bagi masyarakat. Dan ketika mereka tidak bekerja di ladang maka sawah dan ladang tanaman mereka tidak terawat dan cepat rusak karena serangan hama penyakit.

Petani Dapat Dukungan Pemkab

Seorang Petani sedang menyemprot tanaman padinya/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Seorang Petani sedang menyemprot tanaman padinya/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Di Purbalingga, para petani tetap menggarap sawahnya, bahkan pemerintah kabupaten setempat terus meninjau dan memberikan dukungan pada para petani dari mulai menanam sampai memanen. Tidak hanya petani padi, petani sayur pun mendapat dukungan yang serupa mulai dari benih, alat pertanian hingga panen tiba.

Mudah-mudahan semangat petani di tengah pandemi ini menjadi dorongan yang lebih bagi ketahanan pangan. Ada kemampuan yang lebih yang dimiliki petani karena tentunya kemanfaatan para petani akan lebih terasa.

Bahkan dilihat dari data di Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, panen padi di Kabupaten Purbalingga dari Januari sampai Mei 2020 cukup menggembirakan. Luas panen padi pada Januari 924,7 hektar, Februari 1255,4 hektar, Maret 2297,6 hektar, kemudian April 4783,9 hektar dan Mei seluas 3719,8. Sampai saat ini masih masih ada beberapa yang melaksanakan panen.

Dari segi tonase beras yang dihasilkan dibandingkan dengan kebutuhan penduduk di Purbalingga yang saat ini mencapai 1,3 juta jiwa dengan konsumsi rata-rata 93,5 kg per kapita per tahun. Secara perhitungan panen Januari sampai dengan Mei mendapatkan surplus total 6233,4 ton.

Stok Pangan Relatif Aman

Padi yang telah menguning/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Padi yang telah menguning/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Jadi sampai dengan akhir Mei sendiri kebutuhan pangan khususnya padi di Purbalingga ini masih relatif aman. Ditambah terkait dengan ketahanan pangan di Purbalingga sendiri ditunjang dengan adanya bulog, puspahastama dan para pelaku perberasan.

Hanya ada beberapa komoditas yang produksinya relatif sedikit karena mengandalkan suplai dari luar daerah, seperti bawang putih, bawang merah sehingga membuat harga di pasaran menjadi tinggi. Beda halnya dengan komoditas yang bisa dihasilkan dari dalam daerah sendiri, harga kebutuhan pangan yang ada tentunya akan lebih murah karena produksinya melimpah.

Berkat usaha para petani yang tidak mengenal lelah pagi hingga sore hari merawat tanaman pangan agar tetap produksi meski di tengah pandemi, masyarakat masih dapat menikmati pangan tanpa perlu bersusah payah mendapatkannya. Di samping itu pula panen di Purbalingga masih terus berjalan, setelah panen berakhir petani masih harus melakukan olah tanah.

Di bulan Januari wilayah Purbalingga bisa menanam hingga 4268 hektar, Februari 3719 hektar, Maret 3332 hektar dan April 1887 hektar bahkan Mei ini cukup melonjak dengan luas tanam 3538 hektar. 

Kegiatan olah tanah ini memang harus dilakukan apalagi saat ini ketersediaan masih cukup. Proses tanam ini juga dilakukan untuk mengantisipasi pada saat musim kemarau tiba, pada saatnya nanti seandainya terjadi kekurangan air setidaknya tanaman sudah tahan terhadap kekurangan air.

Petani Tetap Berjuang Menjaga Kebutuhan Pagan Masyarakat

Area persawahan di Purbalingga/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Area persawahan di Purbalingga/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Upaya-upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan terus dilakukan. Tidak hanya Purbalingga, para petani yang ada di daerah-daerah lain pun juga melakukan hal yang serupa. Mereka tetap berjuang menjaga kebutuhan pangan negeri agar tetap terjaga dengan baik.

Wabah Covid-19, tidak lantas membuat mereka takut apalagi menyerah, tanpa mereka stok pangan akan menipis dan harga yang ada di pasaran justru akan melonjak naik. Meskipun mereka tetap bekerja di tengah situasi pandemi, mereka tetap mematuhi protokol kesehatan.

Semangat para petani demi menjaga ketahanan pangan negeri memang perlu diapresiasi. Tanpa mereka, stok pangan akan terguncang dan masyarakat akan kelabakan. Sudah sepatutnya, kita menghargai upaya mereka yang terus berjuang menjaga kebutuhan pangan masyarakat. (Lilian Kiki Triwulan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun