Tetaplah rendah hati, jangan sombong dengan apa yang dimiliki dan syukuri apa yang ada saat ini. Berusaha lah untuk mencapai cita-cita dan keinginan kalian," begitu pesannya.
Biasanya lebaran sebelumnya selepas salat Idul Fitri, sungkeman, makan bersama kemudian pergi ke rumah saudara. Tapi untuk kali ini ternyata menjadi momentum 'istimewa' karena bisa lebih dekat dengan keluarga.
Lebaran Tanpa Baju Baru
Jika tahun-tahun sebelumnya menyempatkan diri untuk membeli baju baru untuk sekedar menyemarakan hari lebaran, tapi tidak untuk lebaran ini. Meskipun banyak di luar sana yang berburu baju lebaran hingga toko-toko pakaian semua rapat dipadati pengunjung.
Mereka yang berjubel berdesak-desakan tidak mempedulikan situasi pandemi yang tengah menyelimuti. Protokol kesehatanpun tak diindahkan, tanpa jaga jarak bahkan ada yang dengan santainya menggunakan masker.
Baju baru bukanlah suatu keharusan untuk menyambut hari yang fitri. Cukup menggunakan baju yang bersih, wangi dan rapi tentunya kita masih bisa merasakan hari yang fitri. Tidak perlu sampai berdesak-desakan memilih pakaian untuk lebaran.
Lebaran Tanpa Berjumpa Sanak Saudara
'Istimewa' nya lebaran tahun ini, berjumpa dengan sanak saudara secara daring. Panggilan video dilakukan untuk sekedar sungkem ala virtual, meminta maaf dan mengobati kerinduan. Tidak sedikit dari mereka yang bahkan menangis karena tak dapat membendung kerinduan dengan orang tua yang jauh di sana.
Betapa berharganya sebuah pertemuan, hingga kita harus bersabar sampai pandemi ini benar-benar berakhir. Dari sini kita belajar menghargai sebuah pertemuan, belajar bersabar dan ikhlas dengan keadaan saat ini.
Lebaran Tanpa THR
Biasanya para orang tua atau mereka yang sudah bekerja menyiapkan amplop ucapan sekaligus THR di dalamnya untuk keponakan atau anak-anak kecil yang berkunjung ke rumah. Tapi tidak untuk tahun ini, anak-anak yang berkunjung dari rumah ke rumah pun tak ada. Apalagi keponakan yang biasanya berebut dan bergiliran meminta THR.