Mohon tunggu...
Lilian Kiki Triwulan
Lilian Kiki Triwulan Mohon Tunggu... Penulis - Always be happy

La vie est une aventure

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Segarnya Sop Buntut Warung Joglo "Uti"

7 Januari 2019   10:27 Diperbarui: 7 Januari 2019   11:07 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sop Buntut, Foto: Lilian

Siapa yang tidak mengenal sop buntut? Cita rasanya yang khas ditambah kuah yang bikin lidah bergoyang dan potongan buntut yang empuk dan berasa tentu diminati banyak orang. Menikmati sajian makanan ini tidak perlu jauh-jauh harus ke restoran ataupun rumah makan di luar kota. 

Para pecinta sop buntut bisa menemukan makanan bercita rasa ini di Warung Joglo "Uti" yang berlokasi dekat dengan PT. Wonjin di Kelurahan Karangsentul, Kabupaten Purbalingga.

Warung Joglo "Uti" ini baru buka beberapa waktu yang lalu. Menu spesial yang ditawarkan setiap harinya yakni sop buntut dan babat gongso yang diracik sendiri oleh pemilik usaha warung makan ini. Rasa sopnya terasa kesegarannya, kuahnya yang bening berpadu dengan racikan bumbu yang khas Warung Joglo "Uti" bisa membuat lidah berdendang.

Sop buntut yang disajikan memang tidak jauh berbeda dengan sop buntut lainnya. Berisi potongan buntut sapi dan potongan sayuran ditambahkan taburan bawang goreng. Yang membedakan dengan yang lainnya bisa dilihat dari kuahnya yang tidak terlalu banyak mengandung minyak dan buntut sapinya yang memang empuk dan tidak berbau.

Memasak olahan buntut menjadi sajian sop buntut yang enak memang membutuhkan proses yang tidak sebentar dan ketelatenan dalam memasaknya. Mulai dari perebusan buntut sapi setengah matang, hingga mencampurkan rempah-rempah yang pas bersama buntut sapi yang sudah direbus hingga setengah matang. Hal ini juga untuk membuat olahan buntut sapi tidak berbau menyengat pada saat disantap.

Sita Indriani atau yang akrab disapa Ita pemilik usaha Warung Joglo "Uti" ini mengaku terinspirasi  membuka usaha tersebut dari kesehariannya yang memang bergelut dengan pemotongan hewan di pasar. Dengan dukungan sang suami, Wahyudiono yang berprofesi sebagai PNS pada Bidang Peternakan Dinpertan Purbalingga, ia berusaha membuat olahan sop buntut yang bisa dinikmati semua orang.

"Lagian saya sama suami itu kan kalau makan olahan daging itu kalau yang baunya sudah agak tajam gak bisa makannya, jadi ya berusaha ngolah sendiri yang kira-kira saya dan suami suka terus juga orang-orang suka," ungkap Ita.

Resep yang digunakan untuk mengolah sop buntutnya pun merupakan resep turun temurun dari ibunya yang juga dicetuskan untuk menjadi nama pada usahanya "Uti" atau biasa dikenal dengan eyang uti. (nenek, Red). Nama "Uti" rupanya juga diambil dari huruf awalan tiga bersaudara yakni Umi, Tinuk dan Ita yang disingkat menjadi "Uti".

Pengunjung sedang menikmati sop buntut warung joglo 'Uti', Foto: Lilian
Pengunjung sedang menikmati sop buntut warung joglo 'Uti', Foto: Lilian
Konsep usaha wanita kelahiran Purbalingga, 16 November 1972 mengangkat konsep rumahan ala Jawa. Ini terlihat dari konsep tempat makan yang bernuansa jawa ditambah dengan ornament-ornamen cantik khas Jawa. Belum lagi panorama sawah yang berada tepat di belakang warung joglo ini mengajak pengunjung merasakan sensasi makan di rumah sendiri.

"Dari konsepnya memang sengaja dipilih rumahan jawa, jadi biar serasa menikmati di rumah sendiri, jadi pengunjung merasa betah di sini (warung joglo "uti", Red)," ujarnya.

Sop buntut dan babat gongso yang menjadi menu andalan warung joglo ini ternyata diracik sendiri oleh Ita. Walaupun ia juga mempekerjakan pekerja untuk membantunya mengelola usahanya tetapi ia tetap harus andil untuk meracik bumbunya sampai sajian sop buntut dan babat gongsonya siap untuk dinikmati pelanggannya.

"Kokinya saya pegang sendiri kalau gak nangani langsung rasanya ada yang kurang, saya sebenarnya gak takut rahasia dapurnya ketahuan malah dari dulu yang ikut saya ya tau resepnya tapi mungkin mereka yang gak pede, kan ada yang bilang beda tangan juga beda rasanya," tambah Ita.

Ia berharap usahanya ini dapat terus maju dan berkembang dengan mempertahankan cita rasanya yang khas. "Rasa terutama yang paling penting kalau saya sehat insya allah untuk rasa akan tetap bertahan," tuturnya.

Satu porsi sop buntut buatannya ia hargai Rp 25 ribu sedangkan satu porsi babat gongso spesial Warung Joglo "Uti" dibandrol harga Rp 20 ribu. Bagi pengunjung yang ingin menikmati sop buntut "Uti" ini bisa datang mulai pukul 10.00 hingga pukul lima sore.

Selain menu spesial sop buntut dan babt gongso, Warung Joglo "Uti" ini juga menawarkan aneka masakan khas Jawa yang meliputi oseng genjer, lodeh terong, ikan asin, tempe goreng, dan masih banyak menu lainnya. "Rencananya juga nanti ada sop iga itu sih untuk variasi ke depannya, terus juga rencana pengin buat iga garang asem sama rawon, tapi mungkin tidak setiap hari ada," pungkas Ita. (Lil's)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun