Ibu dalam hati kusebut namamu dengan sayuÂ
Teringat bagaimana perjuanganmu terhadapkuÂ
Keringat yang bercucur deras mengalir mengharuÂ
Tiada kau rasa, kau balas lelahmu dengan senyumÂ
Ibu, kadang aku berpikir kecil
Terbuat dari apa tubuhmu?Â
Bahan apa yang dirangkaikan?Â
Sehingga tiada lelah tersirat dari kerut keningmu?Â
Padahal ku tahu ibu dunia begitu melelahkan
Ibu jika tanpa pelukanmu mungkin aku lebih memilih binasa
Hilang dalam hampa yang tiada pernah beriramaÂ
Terkubur dalam penat yang tak kutahu mengapaÂ
Atau moksa dalam kering kerinduhan yang fana
Tapi aku beruntung ibu.Â
Dalam gelap dunia yang menyeramkanÂ
Kutemukan pelukmu yang bercahayaÂ
Dalam dingin dunia yang mematikanÂ
Kulihat senyummu yang menghangatkanÂ
Sehingga tubuh yang lunglai ini kembali berarah
Sanggup menyongsong dunia walau dengan tertatih
Terimakasih ibu adaku karena peluk dan kasihmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H