Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ekspedisi Budaya ke Museum Sonobudoyo

28 Desember 2023   15:40 Diperbarui: 28 Desember 2023   16:15 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum kami berangkat study tour ke Yogyakarta, saya bergabung dengan diskusi KOTEKA. Di acara “Menelisik Kraton Yogya dari Masa ke Masa”, GKR Bendara mengatakan bahwa museum-museum memiliki berbagai permalahan. Salah satunya yaitu masalah untuk berkembang dan bertahan hidup.

Sebagai pecinta museum, saya mengerti persoalan yang dihadapi oleh mereka. Selama ini, sekalipun saya menyukai wisata museum tetapi tidak pernah darmawisata ke sebuah museum hingga lebih dari 2 kali kunjungan. Contohnya saja, ini adalah lawatan kedua saya ke Keraton Yogyakarta ataupun Museum Sonobudoyo. Jika bukan untuk keperluan homeschooling Puteri Kecil, mungkin anjangsana kedua ini tidak akan pernah terjadi.

Dari pengalaman berkunjung ke museum-museum di Yogyakarta, saya jadi memiliki pandangan baru. Dengan kapasitas sebagai pengajar, saya melihat museum sebagai wadah potensial untuk pembelajaran. Museum dapat berfungsi lebih dari sekadar gudang penyimpanan artefak bersejarah.

Bagaimana jika museum lebih menggali potensinya ke arah pendidikan sekaligus hiburan? Misalnya saja, dengan menggunakan konsep teka-teki museum dapat mengajak pengunjungnya untuk menggali kisah di balik setiap objek dan menemukan jawabannya. Atau, pihak museum mempersiapkan suatu tempat tersembunyi untuk beberapa artefak dan meminta pengunjung yang ingin mendapatkan hadiah untuk memecahkan misteri penyimpanan artifak tersebut. Kegiatan-kegiatan seperti ini akan memberikan pengalaman yang lebih berkesan bagi wisatawan, terutama anak-anak.

Kemudian, khusus untuk anak-anak, saya menyarankan adanya penambahan area pameran interaktif. Misalnya, ruang bermain edukatif yang menghubungkan tema museum dengan mata pelajaran sekolah atau cerita interaktif. Bisa juga, tantangan untuk anak berpikir kreatif, melatih berlogika, atau mengambil keputusan. Dengan demikian, museum dapat menjadi sarana pendidikan. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut akan membuat kunjugan anak-anak ke museum menjadi lebih menyenangkan.

Sebagai tambahan, museum dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan kesan yang lebih interaktif. Dimana tujuannya untuk membuat pengunjung merasa lebih dekat dan terlibat dengan situs yang didatanginya. Misalnya saja, museum menyediakan QR Code untuk personal audio guide. Dimana di audio guide itu pun tersedia menu apakah pengunjung ingin mode reguler atau mode tantangan yang akan membuat pengalamannya di tempat itu menjadi lebih menarik.

Terakhir, museum dapat melibatkan komunitas untuk meningkatkan daya tariknya. Misalnya saja dengan mengadakan lokakarya, pertunjukan seni, atau even khusus yang melibatkan masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan seperti ini akan menciptakan keterlibatan aktif, disamping mendukung keberlanjutan museum.

***

Dengan menyatukan tradisi dan inovasi, saya percaya bahwa museum dapat menjadi destinasi menarik bagi wisatawan. Untuk pengembangan lebih lanjut, museum dapat berperan sebagai sumber inspirasi dan pengetahuan bagi anak-anak. Semoga pandangan dan saran ini bermanfaat untuk menciptakan museum yang lebih dinamis dan relevan di masa depan. (*)

#ceritamuseum

#indosiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun