Bakat merupakan keahlian yang Tuhan tanamkan dalam hati setiap orang. Dan keahlian ini akan berhubungan dengan tujuan penciptaan seorang individu. Sebab Tuhan tidak menciptakan seseorang "asal saja", "pokoknya jadi saja", atau "kebetulan saja". DIA menciptakan seorang manusia dengan serius untuk satu tujuan mulia.
Dari cerita Bezaleel dan Aholiab, saya jadi mengerti betapa pentingnya bakat. Tuhan bekerja pada manusia lewat pengertian, pengetahuan, dan keahlian untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dengan kata lain, bakat adalah media Tuhan untuk menunjukkan kehadiranNya.
Lalu Lahirlah Motivasi
Ketika saya bandingkan kembali ke Amsal 31, virtuous woman adalah sosok perempuan yang sungguh berlimpah bakat. Dia digambarkan sebagai manajer rumah tangga.
Seorang virtuous woman adalah pemimpin sejati. Dia bukan hanya sanggup memimpin dan mengatur, tetapi kepemimpinannya luar biasa menakjubkan. Dia mampu mengarahkan dirinya sendiri, disamping menaungi anak, pelayan-pelayannya, orang-orang tertindas, dan orang-orang miskin disekelilingnya. Lebih dari itu, virtuous woman digambarkan sebagai "aktor belakang layar" untuk kesuksesan suaminya.
Dari Amsal 31 tersebut terlihat jelas jika akar berkilaunya virtuous woman adalah bakat. Dari kesadaran akan bakatnyalah dia memiliki motivasi melakukan perkara-perkara yang besar.
Sebagaimana alpha female, virtuous woman adalah perempuan yang berinisiatif memberikan dampak pada orang lain. Vanessa melukiskan motivasi kepemimpinan alpha female begitu indah: I know I can inspire others, I love being a leader, dan I know I can make a great impact in this world.
Maka Tegaklah Kepalanya Mengatasi Lawannya
Dari artikel-artikel di Kompasiana dan lainnya, alpha female merupakan sosok yang kuat. Dari yang berjabatan tinggi hingga ibu rumah tangga, alpha female terdeskripsi sebagai individu yang pintar, ahli, ambisius, dan percaya diri. Bahkan beberapa penulis mengatakan jika alpha female terkesan sebagai pribadi yang sombong.
In a group of women with very low alpha female tendencies, no one is sure how to act, what to talk about, or what the social pace is. - Vanessa van Edwards
Di artikelnya Vanessa, saya menggarisbawahi kalimat tersebut. Jadi tidak heran jika kesan sombong menempel pada perempuan dengan kadar alpha female yang tinggi. Bahkan Vanessa menjelaskan jika drama pasti terjadi jika 2 alpha female berinteraksi. Yang kalah kuat pasti akan bertingkah garang dan agresif menyerang.
Di bagian penutup Amsal 31, penulis mengatakan semua orang di lingkup virtuous woman mengatakan dia orang yang berbahagia. Kata berbahagia berbeda dari bahagia. Bahagia adalah kata benda, sedangkan berbahagia adalah kata kerja, yang artinya menikmati kebahagiaan.
Dengan demikian, wajar juga jika ada orang-orang kurang beruntung memberi cap alpha female itu sombong. Orang yang bahagia akan melakukan apapun dengan rasa percaya diri. Seperti lagu "Jika Allah ada di pihakku, siapa jadi lawanku?"