Dengan demikian, kampanye di kampus bukan semata-mata kampanye politik dangkal. Namun benar-benar menjadi pembelajaran yang berharga untuk calon pemimpin dan civitas akademika.
Mekanisme Kampanye di Kampus
Kampanye di kampus adalah hal baru. Wacana ini perlu kajian lebih jauh agar memenuhi etika politik.
Misalnya saja, calon pemimpin diundang ke kampus bukan sebagai kandidat politik, tetapi mewakili dirinya sendiri. Organisasi mahasiswa mengundang calon tersebut karena keahliannya dalam bidang X atau membedah topik hangat Y.
Penyelenggara acara juga perlu menawarkan kesempatan tampil di acara yang sama untuk kandidat pemimpin lain. Masing-masing calon pemimpin harus memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara.
Organisasi mahasiswa, sebagai penyelenggara acara, dapat membuat dokumen seperti kuesioner atau survei para kandidat pemimpin. Yang tujuannya untuk pendidikan civitas akademika. Agar mereka mengetahui kualitas masing-masing calon pemimpin tersebut.
***
Memilih figur yang tepat untuk memimpin dapat dilakukan dengan membedah pribadi tersebut. Menyediakan panggung bagi kandidat itu untuk menunjukkan kompetensinya untuk mengupas bidang atau topik tertentu.
Mark Twain
"An honest man in politics shines more there than he would elsewhere."
Salam demokrasi. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H