Nama Tangerang menjadi resmi pada masa kolonial Jepang. Dimana pada tahun 1943-1944, berdasarkan keputusan Gunseikanbu, Pemerintah Jepang memindahkan Pusat Pemerintahan Jakarta Ken ke Tangerang.
Saat ini, Kota Tangerang menjadi pusat kegiatan ekonomi, industri, perdagangan, politik, hingga sosial budaya. Perkembangan dan pertumbuhan di segala bidang sangat pesat.
4 Jejak Peninggalan Kolonial
Kereta api di Batavia, Jakarta, dikelola oleh tiga buah perusahaan, yaitu Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), Batavia Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS), dan Staatssporwegen (SS).
NISM mengoperasikan lintas tengah, Batavia-Buitenzorg. BOS menyelenggarakan lintas timur, Batavia-Bekasi-Karawang. Dan SS menggarap lintas barat, Batavia-Anyer.
Pada tanggal 5 Juli 1896, SS membangun jalur persimpangan dari Duri ke Tangerang melalui Staatblad No. 180. Jalur sepanjang 19 km itu diresmikan pada tanggal 2 Januari 1899.
Stasiun Tangerang merupakan tempat pemberhentian akhir dari lintas Duri-Tangerang. Selain untuk mengangkut penumpang, kereta api Tangerang dipakai untuk membawa barang.
Barang-barang yang diangkut berupa hasil-hasil pertanian, kerajinan rumah tangga, dan industri kecil.
Hasil pertanian di Tangerang adalah padi, kacang tanah, ketela, nila, kelapa, dan berbagai jenis sayuran.Â
Saat itu, Tangerang terkenal dengan kerajinan topi bambu. Orang-orang Cina dan Eropa menyebutnya topi Tangerang. Dan produksi topi tersebut diekspor ke luar negeri.