Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Senoparty, Distrik Gaul Baru di Jakarta Selatan

13 Agustus 2022   17:51 Diperbarui: 13 Agustus 2022   18:05 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena Senoparty, Distrik Gaul Baru di Jakarta Selatan. (Sumber: www.freepik.com)

Tertanggal 6 Mei 2015, di dalam kolomnya di KOMPAS.com, Rhenald Kasali membahas geliat bisnis kuliner di Senopati. Betapa sulitnya persaingan di sana, perlu modal besar tapi tidak ada konsumen, hingga kegagalan kelola.

Tujuh tahun berlalu, kini Senopati menjadi satu ikon baru di Jakarta Selatan. Kuliner-kuliner cantik yang Instagramable banyak berasal dari kawasan ini.

Senopati menawarkan suasana dan konsep tongkrongan kekinian. Tempat anak-anak muda gaul dan berhura-hura.

Kemunculan sejumlah club dan bar di jalan Gunawarman, Senopati, dan Suryo, membuat istilah Senoparty terkenal di media sosial. Jadilah kawasan ini tujuan high class party di Jakarta.

Clubbing dan Alasan di Balik Clubbing

Clubbing adalah aktivitas mengunjungi klub malam. Di klub itu orang-orang dapat bersosialisasi, mendengarkan musik, menari, minum alkohol dan terkadang menggunakan narkoba.

Salah satu alasan utama dan paling mendasar mengapa orang pergi ke klub malam adalah kesempatan untuk menari.

Tarian dapat digunakan sebagai teknik menciptakan chemistry. Saat wanita menari, dapat mendorong pria yang tertarik untuk menjajaki si wanita ini. Begitupun ketika pria yang menari, dapat menjadi daya pikat untuk wanita.

Selain itu, tidak akan ada yang menertawakan kalau ada joget-joget aneh. Menari dengan liar cocok untuk mengekspresikan penat atau rasa galau yang terpendam.

Alasan lain mengapa orang pergi ke klub malam karena di tempat ini mudah untuk menemukan pasangan, walaupun hanya untuk hubungan sementara.

Di klub, orang-orang bebas melakukan apapun. Tidak akan ada yang mengurusi keadaan di sekitarnya. Semua orang leluasa untuk saling curhat tanpa khawatir dihakimi.

Dari obrolan-obrolan pelepas resah inilah umumnya terbentuk sinyal seksual. Kesempatan untuk kedua jenis kelamin saling mendekati.

Alasan berikut, umumnya pengunjung klub memiliki suatu kesamaan. Oleh karena itu mereka pergi ke klub malam untuk menunjukkan gaya dan kepribadiannya. 

Mereka merasa nyaman di komunitas sementara ini. Dan ingin menjadi bagian di dalamnya untuk mengekspresikan dirinya.

Dimana mereka dapat memerankan dirinya sebagai tokoh fantasi. Berpura-pura menjadi orang lain yang bukan dirinya. Melarikan diri dari kehidupan sehari-hari mereka.

Kemudian, ikatan sosial di klub malam terbentuk secara alami. Inilah yang membuat mereka datang kembali ke tempat ini.

Efek Clubbing untuk Kesehatan

Mata: iritasi, infeksi, kerusakan retina

Orang-orang menari sambil merokok membuat asap ada dimana-mana. Es kering dan laser menyebabkan iritasi mata ringan hingga kerusakan retina besar.

Telinga: masalah pendengaran sementara, tinitus, amputasi parsial

Musik hingar bingar adalah ciri khas klub malam. Tingkat kebisingan klub malam dapat mencapai 110 dB. Nilai itu lebih keras daripada bor pneumatik, 100 dB.

Tidak ada undang-undang yang melindungi pelanggan dari kebisingan di klub malam. Dan paparan yang teratur dapat merusak pendengaran. 

Otak dan sistem saraf: paranoia, halusinasi, gangguan jiwa, kerusakan otak, stroke, epilepsi

Otak rentan terhadap efek alkohol. Setelah satu atau dua gelas alkohol, rasa senang pengunjung meningkat. Kadar alkohol di dalam darah mengakibatkan berkurangnya interaksi sosial dan kontrol fisik.

Penggunaan alkohol yang berlebihan, dalam jangka panjang, dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.

Ginjal dan hati: sirosis, kanker hati, kerusakan ginjal 

Hati rentan terhadap konsumsi alkohol yang berlebihan. Akibatnya dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.

Kesimpulan

Klub malam atau bar memiliki impresi negatif. Di tempat ini orang-orang identik melakukan mabuk-mabukan, seks bebas, dan mengkonsumsi narkoba. Disamping, klub malam memang memfasilitasi aktivitas-aktivitas tersebut.

Setiap anak-anak muda, sebaiknya mencoba sekali. Setelah itu, mereka akan dapat memutuskan berdasarkan pengalaman.

Tidak semua anak muda akan suka kehidupan di klub malam. Dengan datang, melihat, dan mencobanya sendiri, mereka akan tahu jika clubbing itu mahal dan melelahkan tubuh serta mental. (*)

Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari. Jangan dalam pesta pora dan kemabukan. Jangan dalam percabulan dan hawa nafsu.

Referensi: (1), (2), (3)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun