Mie instan mengandung besi, vitamin B dan mangan. Tetapi sedikit serat, protein, serta vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh.
Tidak salah makan mie instan. Hanya saja, memakan mie instan setiap hari akan menyebabkan konsumennya kekurangan gizi.
Memasak yang instan-instan memang praktis. Tetapi, yang harus diwaspadai adalah kadar MSG dan garam.
MSG bukan bahan kimia yang 'haram' untuk dimakan. Hanya saja takaran konsumsi MSG yang penting dicermati, yaitu 0.3–1.0 gram per hari.
Konsumsi MSG berlebih dapat menyebabkan naiknya berat badan, meningkatkan rasa lapar atau ingin terus makan, serta gangguan metabolisme.
***
Sejak 1 tahun ini, saya belajar beralih ke makanan sehat. Yaitu mengkonsumsi 4 sehat dan 5 sempurna.
Nutrisi karbohidrat diperoleh dari nasi. Putri kecil kurang suka umbi-umbian. Jadi hanya sesekali kami makan ubi ungu, singkong, atau ubi manis untuk sarapan.
Protein diperoleh dari jamur, tahu, tempe, ikan, udang, cumi, rumput laut, dan saat-saat kurang fit mengkonsumsi hati ayam. Sedangkan protein untuk Putri kecil lebih variatif lagi, yaitu ada tambahan daging ayam, sapi, piggy, dan makanan beku. Tetapi, jatah makanan beku sangat jarang, belum tentu 1 bulan 1 kali.
Untuk sumber lemak, saya dan putri kecil mengkonsumsi minyak goreng. Jumlahnya sedikit, 1 liter bisa untuk 3 hingga 4 bulan. Minyak goreng itu saya campurkan ketika memasak sayur, atau menumis masakan.