Selain digunakan pada gawai, baterai lithium-ion juga digunakan pada mobil listrik.
Karena itulah Indonesia menjadi negara tujuan investasi para produsen mobil listrik. Mereka ingin mengamankan bahan baku baterai. Sekaligus mendapatkan tempat dimana biaya produksi relatif lebih murah.
Alasan lain karena Pemerintah Indonesia juga memberikan insentif fiskal. Bahkan menawarkan pasar konsumen yang besar bagi investor asing mobil listrik.
Indonesia mencanangkan untuk memproduksi 400.000 mobil listrik pada tahun 2025. Dan menawarkan keringanan pajak untuk konsumen mobil listrik.Â
Hingga Maret 2022, telah ada 267 stasiun pengisian di 195 lokasi. Di tahun 2025, pemerintah menargetkan ada 2.400 lokasi pengisian daya mobil listrik.
Sebagai negara keempat terpadat di dunia, Indonesia tergolong negara berpenghasilan menengah ke bawah. Pendapatan per kapita nasional bruto sebesar $3,870 (sekitar Rp58.000).
Industri manufaktur mobil listrik akan menggerakkan perekonomian Indonesia. Juga mendukung transisi energi rendah karbon.
Di tahun 2030, Pemerintah Indonesia menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen. Dan tahun 2060 mencapai nol emisi karbon.
Untuk menjadi pusat manufaktur mobil listrik, Pemerintah Indonesia telah menetapkan larangan ekspor nikel dan tembaga di tahun 2023.Â
Pilihan Mobil-Mobil Listrik di Indonesia
Sejauh ini sudah ada 14.400 kendaraan listrik di Indonesia. Dimana sejumlah 12.464 adalah motor dan 1.656 buah mobil angkutan penumpang.