Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anak adalah Investasi Bangsa, Bagaimana dengan Anak Berkebutuhan Khusus?

31 Juli 2022   17:45 Diperbarui: 31 Juli 2022   18:00 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak adalah Investasi Masa Depan, Bagaimana dengan Anak Berkebutuhan Khusus? (Sumber: www.freepik.com)

Selamat Hari Anak 2022.

Lindungi Anak Berkebutuhan Khusus.

Republika.co.id melansir ada 2,4 juta anak autis di Indonesia. Dan pertambahannya 500 anak per tahun.

Apa itu Autisme?

Autisme gangguan pada perkembangan otak. Dan orang yang mengidap autisme akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda.

Gejala umum autisme adalah sulit berkomunikasi, berinteraksi secara sosial, mengungkapkan emosi dan perasaan, serta memahami keadaan lingkungan sekitarnya.

Pengidap autisme sulit memahami dan mengendalikan emosi, perasaan, perilaku, dan kepribadiannya.

Autisme adalah gangguan seumur hidup. Gejalanya dapat dideteksi saat anak berumur 2 tahun. Namun, dengan terapi anak autis dapat sembuh, walaupun tidak sepenuhnya.

Penderita Autisme Umumnya Cerdas

Anak autis pandai membaca pola, berhitung, dan menarik kesimpulan yang logis. Mereka cakap memainkan alat musik atau melukis.

Kebanyakan, anak autis sudah lancar membaca di usia 3 tahun. Mereka mampu menyerap banyak kosakata dan mengerjakan soal Matematika.

Anak autis mampu berkonsentrasi terhadap satu hal, sehingga cepat menguasai materi baru. Dan mereka kesulitan membagi konsentrasi untuk banyak hal sekaligus. 

Penderita autisme memiliki memori yang tajam. Mudah mengingat hal-hal yang pernah ditemuinya. 

Selain itu, mereka perhatian terhadap detail. Cepat mencari akar masalah dan menemukan solusi yang tepat. Dan cenderung mengandalkan logika saat mengambil keputusan.

Tokoh-tokoh bersejarah yang terkenal sebagai orang-orang jenius, sekaligus autis: Albert Einstein, Sir Isaac Newton, dan Mozart.

Autisme pada Orang Dewasa

Autisme dapat tidak terdeteksi saat kanak-kanak. Pada kasus seperti itu, seseorang akan menganggap dirinya berbeda. Dia bergulat dengan masalah dan perasaannya.

Pada orang dewasa, gejala autisme akan tampak seperti ini:

Sulit dan Berbeda Cara Berkomunikasi

Orang autis sulit memahami, menafsirkan atau bahkan memperhatikan komunikasi nonverbal. Seperti ekspresi wajah, kontak mata, dan gerak tubuh.

Sulit Bersosialisasi

Penderita autisme dipandang kasar atau aneh saat bersosialisasi. Untuk menghindari cap buruk, orang-orang autis mungkin mengisolasi diri atau menarik diri dari sebuah hubungan.

Melakukan Stimming

Stimming adalah melakukan gerakan berulang-ulang tanpa sadar. Untuk menenangkan diri, mengalihkan perhatian, atau mengekspresikan suatu perasaan.

Contohnya, seorang autisme berulang kali menyentuhkan jari-jarinya secara bersamaan, saat berbicara dengan dosen.

Atau dia menggerak-gerakkan lengannya. Bisa juga menggoyang-goyangkan kaki. Juga mengayun-ayunkan badan ke depan dan ke belakang.

Memiliki Kesadaran Hipersensori atau Hiposensori

Penderita autisme dapat memiliki kesadaran hipersensori. Artinya, penderita mudah terganggu dengan stimulasi dari sekelilingnya.

Bisa juga, individu autisme ini memiliki kesadaran hiposensori. Dimana mengabaikan stimulasi dari sekelilingnya.

Penderita autis hipersensori akan merasa suara-suara di sekelilingnya terlalu bising, lampu terlalu terang, udara yang terlalu panas, ruang terlalu pengap, dan sebagainya.

Sedangkan penderita autis hiposensori akan mendengarkan musik dengan volume besar, menyukai makanan dengan rasa yang kuat, dan lainnya.

Joe Barksdale

I hate talking to people because it seems they always misinterpret anything I’m trying to say, especially when I’m talking about trying to convey emotions. It’s difficult for me to understand people, understand their emotions, and understand myself and my emotions. Most times, it’s easier for me to just be alone.

Temukan Dukungan

Rasanya berat ketika menyadari autisme setelah dewasa. Itu juga yang saya rasakan.

Masyarakat di sekeliling hanya mengenal anak autis tidak dapat melakukan apapun. Tidak dapat mengurus diri sendiri.

Mulai dari diskriminasi, hinaan, intimidasi, dan segala kekerasan terselubung mereka lakukan.

Masing-masing orang mencoba memaksakan keinginan mereka. Apa yang menguntungkan untuk mereka, tetapi merugikan untuk saya.

Karena itulah saya mencari dukungan pada keluarga, teman-teman yang memahami kondisi saya, komunitas agama, dan komunitas lainnya. (*)

Dr. Ferrari

It’s important that people with autism at all stages, including adults, have the opportunity for an excellent quality of life, including having meaningful work and quality relationship.

Referensi: 1 , 2 , 3 , 4

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun