Ternyata, tadi malam adik saya bermimpi. Dia bermimpi bertemu Pangeran Diponegoro. Lalu beliau memperlihatkan bagaimana tembok itu dijebol oleh tenaga dalamnya.
Setelah bermimpi, dia menangis dan menyesali ucapannya. Dia berjanji akan lebih bijak berbicara di tempat-tempat bersejarah.
Lidah tak bertulang. Satu anggota tubuh yang kecil, namun dapat menimbulkan perkara yang besar.
***
Selamat 100 tahun Chairil Anwar. Terima kasih untuk warisan puisi-puisi menawan. Terima kasih telah memajukan kesusasteraan Indonesia. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H