Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berkebun, Hobi dan Persediaan Makanan Darurat

21 Juli 2022   09:41 Diperbarui: 21 Juli 2022   09:56 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran putri kecil mengubah hidup saya. Dulu, saya merasa hidup tanpa arti. Sekarang, saya tahu arti hidup lewat dia.

Pagi itu, putri kecil bertanya, "Apa yang Mama baca?" Dia bertanya sambil membaringkan dirinya di depan saya.

"Mama sedang membaca tentang tradisi bertani," ujar saya. "Menurut artikel ini, sekarang, profesi petani kurang diminati. Anak-anak muda lebih suka profesi lain, profesi yang lebih keren. Apa pendapat kamu?"

Putri kecil berkata, "Selama manusia ada di bumi, manusia butuh makan."

"Betul," kata saya. "Petani itu pekerjaan yang penting. Apa kamu ingat slogan Paw Patrol?"

"No job is too big, no paw is too small," jawab putri kecil.

Petani itu mulia. Mereka berpeluh-peluh di ladang, bersabar-sabar menanti panen. Bekerja untuk menyediakan bahan makanan.

Saya mempergunakan pekarangan untuk bercocok tanam. Sekalipun lahan itu hanya berukuran 1 m x 1,8 m. Yang penting ada tanaman hijau di halaman depan.

Kebun mini. (Dokpri)
Kebun mini. (Dokpri)

Tanaman yang memiliki krolofil, zat hijau daun, melakukan fotosintesis. Mereka 'memakan' CO2, karbondioksida, dari udara. 'Meminum' H2O, air, dari dalam tanah.

Hasil dari proses fotosintesis adalah O2, oksigen. Zat yang paling dibutuhkan manusia untuk bernafas.

Warna hijau memberi kesan alami dan segar. Karena itu, rumah minimalis butuh adanya lahan hijau. Tujuannya untuk membangkitkan energi, keharmonisan, dan perasaan rileks.

Saya menanam beberapa sayuran. Misalnya, katuk, pepaya Jepang, terong, ubi ungu, dan ginseng. Selain menyalurkan hobi, kebun mini itu jadi persediaan makanan darurat.

Pohon katuk. (Dokpri)
Pohon katuk. (Dokpri)

Awalnya saya sendiri yang merintis kebun mini. Lama kelamaan, putri kecil tertarik. Dia pun ikut menanam kembali pohon pepaya Jepang.

Pepaya Jepang, Cnidoscolus aconitifolius. (Dokpri)
Pepaya Jepang, Cnidoscolus aconitifolius. (Dokpri)

Pepaya Jepang, Cnidoscolus aconitifolius, mempunyai khasiat untuk membantu pembentukan otot, meningkatkan kesehatan tulang, dan mencegah anemia, seperti dilansir hellosehat.

Pepaya Jepang juga mudah ditanam. Caranya dengan stek batang. Dengan kata lain, saya hanya perlu menancapkan batangnya di tanah.

Banyak hal sederhana, di keseharian, membantu saya mengajar putri kecil. Tradisi bertani, berkebun, atau bercocok tanam adalah hal-hal yang menarik, apalagi jika dipraktekkan.

Apakah Anda juga senang berkebun? Tanaman apa yang Anda tanam? (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun