Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Air Rasa Duri, Nasi Rasa Sekam

20 Juli 2022   14:34 Diperbarui: 20 Juli 2022   14:41 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air Rasa Duri, Nasi Rasa Sekam.  |  Sumber: www.freepik.com

Teriris dalam kalbu 15 Juli 2022 nan kelabu.

Kau pergi tinggalkan kami yang tersedu.

Dalam dera derita tak terperi.

Ibu, selamat jalan.

15 Juli 2022. Pemakaman ibu. (Dokpri)
15 Juli 2022. Pemakaman ibu. (Dokpri)

***

Saya menutup tahun 2021 dengan sedih. Ibu angkat sakit dan dirawat di ICU RS Bhayangkara Sukabumi.

Awal tahun 2022, tepatnya 6 Januari 2022, Ibu angkat meninggal. Hanya 4 hari menuju ulang tahunnya, yang ke-80 tahun.

Makam ibu angkat. (Dokpri)
Makam ibu angkat. (Dokpri)

Kepergian ibu angkat menoreh luka. Beliau sosok yang saya kagumi. Orangnya supel, pintar, dan kuat.

Selama 20 tahun beliau hidup menjanda. Untuk menemaninya, beliau mengangkat anak lain. Seorang anak disabilitas yang didiagnosis autis.

Dengan sabar dia mengajar Ivone, sang anak angkat. Usahanya untuk Ivone begitu maksimal. Beliau merawatnya dari kanak-kanak hingga pemudi.

***

Tanggal 10 Februari 2022, kabar buruk kedua datang. Ayah saya meninggal. Juga 4 hari menuju hari ulang tahunnya yang ke-76 tahun.

Prosesi pembakaran ayah. (Dokpri)
Prosesi pembakaran ayah. (Dokpri)

Sosok ayah saya adalah pribadi yang rumit. Di satu sisi, saya pun mengagumi beliau. Tapi di sisi lain, kurang saya hormati.

Beliau orang yang tangguh. Beliau mampu memimpin pabrik seorang diri. Hampir semua orang di Sukabumi tahu beliau.

Di balik hebat dan suksesnya, beliau punya sisi gelap. Beliau juga bergulat mengatasinya.

***

Tiga bulan menuju ulang tahun ke-66, ibu pun pergi. Beliau didiagnosa Sepsis (komplikasi infeksi).

Ini tamparan terberat untuk saya. Hanya dalam 7 bulan, saya kehilangan 3 orang terkasih.

Umur orang tidak dapat disangka. Bulan Mei 2022, ibu meminta kedua anaknya dan cucu semata wayang menemaninya ke Sukabumi.

Reuni ibu dengan teman-teman SMP-nya. (Dokri)
Reuni ibu dengan teman-teman SMP-nya. (Dokri)

"Ibu mau reuni," ujar ibu. "Kamu, adik kamu, dan anak kamu antar ibu."

Sekitar 30 tahun beliau tidak menginjak kota Sukabumi. Beliau takjub dengan perubahan kota ini.

Wajah ibu berseri-seri ketika bertemu teman-temannya. Mereka bercanda, mengenang masa lalu.

Reuni pribadi dengan teman ibu. (Dokpri)
Reuni pribadi dengan teman ibu. (Dokpri)

Bahkan ada teman yang dikunjunginya secara khusus. Mereka saling bertanya kabar dan mengenang masa lalu.

***

Menjalani tahun 2022, saya seperti mengendarai rollercoaster.

Ada waktu-waktu senang, ada perubahan, ada pencapaian, ada peningkatan, dan ada berkat tak terduga.

Ada pula kesedihan yang begitu dalam. Kehilangan yang tak terlukiskan lewat kata.

Selamat jalan, orang-orang terkasih. Doakan kami yang masih berjuang di bumi ini. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun