Nurliana menggunakan kebersamaan mereka untuk mentransfer kosakata baru. Dia juga mengulang-ulang kata-kata benda dan sifat. Tujuannya hanya satu, Oppie dapat mengingat dan mengucapkan kata-kata itu.
Nurliana juga melibatkan Oppie dalam pekerjaan rumah ringan. Misalnya "Tolong ambil sapu", "Tolong ambil pel", "Ambil 2 gantungan baju", "Ambil tas biru", "Buka jendela", "Tutup pintu", dan sebagainya.
"Pada dasarnya, kami berdua penikmat film kartun," kata Nurliana. "Tapi, saya juga membatasi screen time. Dia harus belajar, tidur, olah raga, bermain, dan bersosialisasi."
"Oppie belajar bicara dari buku-buku seperti ini," ujar Nurliana, sambil memperlihatkan buku 3 dimensi Felicity Wishes. "Atau buku-buku lainnya. Yang penting, ada gambar dan berwarna."
Nurliana berkata bahwa mengawal tumbuh kembang anak adalah hal yang penting. Orang tua dapat memberikan stimulasi bicara yang tepat sesuai usia anak. Seandainya ada tanda-tanda keterlambatan bicara, maka dapat diantisipasi sedini mungkin.Â
Menurut Nurliana, faktor-faktor kesuksesan dia adalah kedekatan dan frekuensi stimulasi bicara. Selain, Oppie sendiri memiliki bakat bahasa yang tinggi. Sedangkan mengenai cara, Nurliana berpendapat, "Ada 1001 jalan menuju Roma." (*)
Keterangan:
- Nama-nama yang digunakan fiktif.
- Kisah diambil dari kejadian nyata.
#lombamenulisgeneros
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI