Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mahasiswa Merdeka, Mahasiswa yang Abadi

16 Juni 2022   06:00 Diperbarui: 20 Juni 2022   20:29 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mahasiswa | Sumber Ilustrasi: freepik.com

"Segala program Merdeka-Merdekaannya Nadiem ini wow, yah," ujar Santi.

Siska, yang sibuk dengan HP barunya, menjawab sambil lalu, "Ah, biasa saja. Nanti juga hasilnya akan sama saja," lalu Siska melanjutkan, "Beda Menteri beda kurikulum, doang."

Santi membantah, "Saya optimis dengan kerja Nadiem. Ini program-program yang bagus."

Santi menarik nafas dan melanjutkan, "Contohnya saja Mahasiswa Merdeka dan Kampus Merdeka. Ini keren banget, deh."

Santi dan Siska seperti masyarakat yang terbagi pada 2 kubu. Yang satu pro dengan Program Merdeka Belajar, dan pihak lainnya kontra.

Selain 2 kubu ini, tentu saja ada kelompok yang memilih netral. Bahkan, ada pula yang tidak peduli atau tidak mengerti apapun.

Saya sendiri cenderung pro dengan Program Merdeka Belajar. Sebab sejak dini, pelajar dituntut menjadi aktor aktif.

Berbeda dengan sistem pendidikan yang lalu-lalu. Dimana pendidikan di Indonesia seperti naga yang tidur puluhan tahun.

Dengan berlakunya Merdeka Belajar, baik siswa atau mahasiswa ditantang, sekaligus diberi kesempatan, untuk mengembangkan kreativitas, kapasitas, dan kepribadian.

Siswa Merdeka bukan lagi objek pembelajaran. Namun dia dituntut menjadi subjek pembelajaran, yang secara aktif mengembangkan kemandiriannya dalam mencari dan menemukan pengetahuan.

Jika sejak dini terlatih belajar secara aktif, maka ketika menjadi Mahasiswa Merdeka, mereka sudah mahir menganalisa kenyataan dan dinamika di lapangan. Mereka mampu berpikir out of the text book.

Jika ada suatu kasus, mereka tahu dimana letak permasalahan intinya. Tahu bagaimana menyusun target dan bagaimana mencapai target. Paham jika interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri sendiri, dan optimasi kerja adalah tools untuk mendapatkan suatu hasil.

Di dalam Buku Saku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, tertulis bahwa target Mahasiswa Merdeka adalah insan Indonesia yang beradab, berilmu, profesional dan kompetitif, serta berkontribusi terhadap kesejahteraan kehidupan bangsa.

Dengan kata lain, Merdeka Belajar Kampus Merdeka akan menciptakan lifelong learners. Orang-orang yang tidak pernah jemu belajar dan mengembangkan dirinya sendiri sepanjang hayat.

Oskar Nowik

Lifelong learning is how you improve as a person, bit by bit and day by day.

(Belajar sepanjang hayat adalah bagaimana Anda berkembang sebagai pribadi, sedikit demi sedikit dan hari demi hari.)

***

Kegiatan Pembelajaran di Luar Kampus. (Sumber: Buku Saku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka)
Kegiatan Pembelajaran di Luar Kampus. (Sumber: Buku Saku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka)

Hal lain yang membuat Merdeka Belajar Kampus Merdeka menarik adalah 8 kegiatan, selain kuliah tatap muka:

  1. Praktik kerja, 
  2. Pertukaran pelajar,
  3. Proyek di desa,
  4. Wirausaha,
  5. Riset,
  6. Studi independen, 
  7. Proyek kemanusiaan, dan
  8. Kegiatan mengajar di daerah terpencil.

Saya berharap, Program Merdeka Belajar ini dapat terus berlangsung di masa depan, sekalipun Menteri Pendidikan tidak lagi Nadiem Makarim.

Program ini tantangan besar untuk dunia pendidikan dan perkuliahan saat ini. Usikan ampuh untuk membangunkan sang naga pendidikan, yang tertidur pulas.

Sebagai individu yang senang belajar, saya begitu iri dengan para mahasiswa masa kini. Seandainya saja Merdeka Belajar sudah ada di jaman saya kuliah.

Jika kamu mendapatkan kesempatan untuk pertukaran mahasiswa, mata kuliah apa yang ingin kamu pilih dan apa alasannya?

Pertukaran Mahasiswa Merdeka bertujuan agar:

  1. Timbul rasa menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan.
  2. Mampu menghormati pendapat atau hasil temuan orisinil orang lain.
  3. Dapat bekerja sama, memiliki kepekaan sosial, serta peduli terhadap masyarakat dan lingkungan.

Sehingga, hasil akhir dari Pertukaran Mahasiswa Merdeka, antar kampus di dalam negeri, akan memperkuat wawasan mahasiswa tentang Bhineka Tunggal Ika, persaudaraan lintas budaya dan suku.

Selain itu, akan ada transfer ilmu pengetahuan dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Dimana fungsinya untuk menutupi disparitas pendidikan antar Perguruan Tinggi di Indonesia.

Sedangkan pada Pertukaran Mahasiswa Merdeka ke luar negeri, akan lebih baik jika mahasiswa tersebut memilih mata kuliah yang belum ada di Indonesia. Sehingga hasil-hasil kuliahnya dapat dijadikan acuan untuk pembukaan jurusan-jurusan baru, yang sesuai dengan tuntutan new normal.

W. Somerset Maugham

Nothing in the world is permanent, and we’re foolish when we ask anything to last, but surely we’re still more foolish not to take delight in it while we have it.

(Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang permanen, dan kita bodoh ketika meminta sesuatu untuk bertahan lama, tetapi tentu saja kita masih lebih bodoh untuk tidak menikmatinya selagi kita memilikinya.)

***

Di bayangan saya, Mahasiswa Merdeka adalah Mahasiswa yang abadi. Sebab mereka adalah orang-orang yang terus menerus belajar sepanjang hayatnya.

Betapa hebatnya, nanti, generasi masa depan Indonesia. Para Mahasiswa Merdeka ini suatu saat akan berumah tangga dan memiliki anak. Dan mereka tahu bagaimana mendidik anak, sebab mereka terbiasa mendidik dirinya sendiri.

Saya membayangkan, akan ada suatu kegiatan belajar mengajar yang tak pernah putus. Dengan orang tua sebagai episentrum gairah, yang membangkitkan semangat belajar anak.

Ketika hal itu benar-benar menjadi kenyataan, maka jayalah negeri ini. Negeri yang penuh dengan orang-orang berhikmat dan bijaksana. Dimana ide dan kreativitas berlimpah-limpah ruah.

Bangunlah, Naga Pendidikan Indonesia!

Bangunlah dari tidur panjangmu!

(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun