Disamping itu, kemungkinan anak tunggal untuk manja dan egois besar. Orang tua perlu mempersiapkan diri dengan strategi-strategi parenting untuk membesarkan satu anak.
Dua anak akan membuat kondisi keluarga lebih dinamis. Kecenderungan ada satu anak lebih menonjol dari anak lainnya, bahkan menjadi anak kesayangan. Hal ini --secara tidak langsung-- akan memacu gairah bersaing di antara dua anak tersebut.
Orang tua dengan satu anak akan memiliki lebih banyak waktu untuk self-care, bersosialisasi, dan mengembangkan diri.Â
Suami dan isteri dapat saling bergantian mengasuh anak sementara yang lain melakukan kegiatan sendiri. Lebih mudah pula -jika terdesak-menitipkan anak pada kakek atau neneknya untuk beberapa saat.
Sementara, dua orang anak akan menyita lebih banyak perhatian dan waktu. Dua anak dengan umur yang berbeda akan menimbulkan masalah yang lebih rumit.
Misalnya, bersaing mencari perhatian orang tua, cemburu dengan kakak atau adik, merasa terganggu dengan suara berisik dari kakak atau adik, berbagi mainan dan sebagainya.
Tingkat kompleksitas untuk orang tua akan lebih tinggi jika dua anak tersebut berlainan jenis kelamin. Seperti, memberi jarak antara anak perempuan dan laki-laki, melatih untuk membedakan tingkah laku anak perempuan dan laki-laki, memisahkan kamar tidur atau tempat tidur, dan sebagainya.
Dari segi finansial, biaya yang dibutuhkan untuk membesarkan satu anak lebih ringan. Sedangkan biaya untuk menanggung dua orang anak akan jauh lebih mahal, apalagi jika keduanya berbeda jenis kelamin.
Dari sisi anak, seorang anak tunggal akan merasa kesepian dan menginginkan adik. Sedangkan untuk seorang kakak, kehadiran adik mengubah seluruh hidupnya.
Dengan demikian, untuk merumuskan jumlah anak ideal, bukan tergantung dari budaya masyarakat atau tradisi di dalam keluarga. Setiap pasangan suami isteri sekiranya mempertimbangkan faktor psikologi, sosial, dan finansial.
Keluarga kecil dengan satu anak adalah pilihan terbaik untuk pasangan yang memiliki kebutuhan khusus dan belum mapan. Sebab lebih baik memiliki sedikit anak, daripada kurang sanggup memenuhi kebutuhan anak.