Sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Itu saya alami, dan tersimpan jelas dalam hati. Sekalipun hanya mengajar hal yang sepele, tuntutan pada seorang pengajar lebih berat.
Apalagi saat mengajarkan tentang 'takut pada Tuhan', moral, dan etiket, beban saya sebagai orang tua lebih berat. Anak tidak akan mengerti jika saya hanya bicara saja atau hanya membaca Kitab Suci.Â
Orang tua dituntut menjadi teladan dalam segala hal. Sedangkan anak-anak, mereka seperti mesin photo copy. Apa yang kita ucapkan mereka rekam, apa yang kita ajarkan mereka ingat, bahkan apa yang kita lakukan mereka tiru.
Pohon yang baik, menghasilkan buah yang baik.
***
Pada akhirnya, waktu mendampingi anak belajar menjadi tempat saya menimba ilmu. Proses kami berdua belajar mengalir dengan alami.
Saya tidak tahu masa depan putri kecil akan seperti apa. Tapi satu hal, dia punya investasi ilmu sebagai pegangan hidup. (*)
You don’t have to be great to start. But you have to start to be great.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H