Hasil pencapaian putri kecil boleh dikatakan cukup baik, walaupun dengan kondisi 'seadanya'. Saya bangga dengan prestasinya.
Keterbatasan bukan alasan untuk menjadi malas, atau dalih untuk tidak belajar.
Segenggam Mutiara Buah Pengajaran
Ketika belajar di bangku sekolah, saya bukan murid yang pandai. Boleh dikatakan jika agak 'lelet' menangkap.
Saya memiliki latar belakang broken home. Dengan terbatasnya peran kedua orang tua dalam masa pertumbuhan dan remaja, saya tumbuh dengan berbagai macam masalah.
Seharusnya, saya masuk ke dalam kelompok "Anak Berkebutuhan Khusus". Sayangnya, tidak ada yang pernah menyadari hal ini. (Mungkin, nanti akan saya ceritakan dalam artikel yang terpisah.)
Saat saya mengajar putri kecil, boleh dibilang, itulah ajang saya belajar kembali. Dan saya bersyukur dengan kesempatan ini. Ada banyak pelajaran hidup justru datang saat saya mengajar putri kecil.
Mulai dari belajar mengatasi masalah komunikasi, nutrisi agar kami berdua tetap sehat, manajemen waktu, leadership, parenting, public speaking, bagaimana membuat presentasi yang menarik, self-care, dan lainnya.
Mendampingi anak belajar di rumah bukan hal yang mudah. Pasti sudah saya tinggalkan jika ini bukan hal yang maha penting. Sebab sebagai manusia, saya punya hak menjalani hidup yang bebas.