Berita Buruk dari Sistem Belajar PJJ
Keluhan seorang murid mengenai Pembelajaran Jarak Jauh adalah HP-nya penuh dengan dokumen dan foto. Ada dokumen-dokumen yang menurutnya berguna di HP. Jadi 'ribet' kalau dipindahkan ke media penyimpanan lain.
Masalah dokumen memang rumit. Apalagi jika HP memiliki kapasitas yang kecil. Sehingga bukan hanya HP yang harus disiapkan untuk PJJ, namun kartu eksternal atau memori eksternal.
Selain menyiasati kapasitas HP dengan kartu eksternal dan memori ekternal, siswa juga dapat mengoptimalkan Dropbox, Keeper, atau Google Docs. Semua dokumen PJJ disimpan ke aplikasi tersebut dan ketika diperlukan, dapat langsung diakses.
Selain masalah penyimpanan dokumen, ada juga masalah kesehatan. Baik itu kesehatan mata dan kesehatan fisik.
Ada orang tua yang mengeluhkan anaknya mengurung diri di kamar. Tidak mau diganggu dan jarang beraktivitas di luar rumah.
Ada pula yang mengeluh jika anaknya tidak mau belajar. Hanya memegang HP dan bermain games, bahkan mandi pun malas.
Disinilah tantangan untuk orang tua sebagai teladan dan pemimpin di dalam rumah. Secara tidak langsung, PJJ menjadi ujian kepemimpinan untuk orang tua.
Disamping itu, begitu banyak gerutu, justru datangnya dari orang tua yang anak-anaknya duduk di bangku Sekolah Dasar. Jeritan mereka ini, melebihi jeritan derita.
Ada yang mengatakan tidak tahu bagaimana mengajari anak membaca. Ada pula yang mengeluh tidak dapat mengajarkan anaknya berhitung. Bahkan ada pula yang 'curhat' tidak mengajari anaknya menulis.
Inilah orang-orang tua yang dimanjakan dengan sekolah dan guru-guru. Sebab di jaman ini, sangat jarang ditemukan orang-orang yang buta huruf atau tidak mengenyam pendidikan SD.