Sejarah Virus Corona dan Alasan untuk Optimis dan Tetap Produktif
Virus Corona bukanlah virus yang baru. Dalam website The Pediatric Infectious Disease Journal, ditulis bahwa virus ini sudah ada sejak tahun 1960.
Virus ini ditemukan pada manusia dan hewan. Dimana menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Yang kemudian berkembang, dan menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan atas ataupun bawah.
Dalam penelitian tersebut, Tyrell dan rekan-rekannya menemukan sekelompok virus baru, yang diberi nama virus Corona. Dimana virus ini menjadi genus (kelas) virus baru.
Corona berasal dari kata crown, atau mahkota. Sebab penampakan virus ini seperti memahkotai permukaan pada saluran pernafasan.
Virus Corona menyerang orang-orang dewasa. Namun dapat pula menyebabkan asma pada anak-anak. Begitu pun bronkhitis kronis pada dewasa dan manula.
Sejak 2003, setidaknya ada 5 virus Corona baru yang telah ditemukan. Dan seluruhnya menimbulkan sindrom pada saluran pernafasan, yang menyebabkan morbidity ataupun kematian.
Virus Corona bekerja aktif saat musim dingin dan musim semi. Sedangkan pada musim panas dan musim gugur, virus ini kurang aktif.
Gejala-gejala terjangkit virus Corona adalah demam, badan lelah dan pegal-pegal, batuk kering. Namun pada beberapa orang, gejala dapat juga disertai sakit di beberapa bagian tubuh, gangguan pernafasan, keluar cairan dari hidung, dan radang tenggorokan.
Sebanyak 80% kasus ini dapat sembuh alami, tanpa perawatan khusus. Namun jika virus Corona menyerang penderita diabetes, hipertensi, ataupun jantung, efeknya lebih berat.
ISPA adalah penyakit yang tampaknya ringan. Orang-orang menyebutnya flu, 'masuk angin', atau radang tenggorokan. Namun, di Indonesia, ISPA adalah penyebab tertinggi kematian. Yang kemudian disusul oleh hipertensi dan diabetes.
Sebelum Covid-19 menjadi primadona, virus Corona sudah ada di belahan bumi manapun. Manusia sudah hidup berdampingan dengan virus Corona sejak lama.
Gaya hidup sehat dan hati yang gembira adalah obat paling mujarab. Sebab hati yang gembira membuat jiwa dan roh sejahtera. Sedangkan gaya hidup sehat akan memenuhi kebutuhan tubuh.
Selamat Bertugas Satuan Tugas Penanganan Covid-19
Selama 5 bulan, masyarakat Indonesia dibanjiri berita Covid-19. Seakan-akan panik, pemerintah mengadakan konferensi pers rutin, yang dilakukan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Padahal, berita-berita ini seperti dua sisi mata pedang.
Sisi positif dari pemberitaan Covid-19 adalah adanya edukasi tentang kesehatan. Orang-orang yang awalnya kurang mengerti dan kurang peduli dengan kesehatan, minimal menjadi ingin tahu.
Sisi negatifnya adalah timbul ketakutan dan kekhawatiran. Seperti kata pepatah, ketakutan mendatangkan penghukuman.
Maksudnya, ketakutan dan kekhawatiran justru menjadi magnet dari hal yang ditakuti. Akibatnya, hal yang ditakuti itu malahan semakin mungkin terjadi.
Bukan berarti bahwa pemberitaan harus ditutup-tutupi. Hanya saja cara penyampaiannya yang perlu dikemas lebih baik. Sisi-sisi edukasinya yang perlu ditingkatkan, bukan hanya sekedar menyebar ketakutan dan kekhawatiran.
Oleh karena itu, diharapkan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 lebih bijaksana mempublikasikan tentang berita-berita terkini seputar Covid-19. Dengan demikian, masyarakat mendapatkan kejelasan, bahkan pengetahuan baru tentang kesehatan.
Sesuatu yang tidak jelas dan tidak pasti adalah pemicu ketakutan dan kekhawatiran. Atau boleh dikatakan sebagai energi yang negatif. Yang mana sifatnya mematahkan semangat, membunuh optimisme, dan melemahkan energi kehidupan.
Sedangkan hal-hal yang jelas dan pasti adalah energi positif. Dimana dampaknya adalah membangkitkan semangat, membangkitkan harapan, menggembirakan hati, dan memperkuat energi kehidupan.
Isu yang Tidak Terpisahkan: Ekonomi, Lingkungan, dan Kesehatan
Ekonomi, lingkungan, dan kesehatan adalah 3 hal yang tidak terpisahkan. Ketiganya saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Sehingga langkah terbaik pemerintah untuk menangani kesehatan adalah sekaligus memprioritaskan lingkungan dan ekonomi.
Tindakan Presiden untuk menggabungkan kesehatan dengan ekonomi adalah langkah yang baik. Kegiatan ekonomi mempengaruhi lingkungan. Dan kondisi lingkungan mempengaruhi kesehatan.
Oleh karena itu, kesehatan berhubungan dengan ekonomi. Boleh dikatakan bahwa jika perekonomian seseorang baik atau orang ini sejahtera, maka kesehatannya pun akan semakin baik. (Dengan catatan, adanya bekal pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan tata kelola keuangan yang baik.) (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H