Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ekonomi dan Kesehatan, Sama-sama Penting

27 Juli 2020   17:27 Diperbarui: 27 Juli 2020   17:21 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Virus Corona dan Alasan untuk Optimis dan Tetap Produktif

Virus Corona bukanlah virus yang baru. Dalam website The Pediatric Infectious Disease Journal, ditulis bahwa virus ini sudah ada sejak tahun 1960.

Virus ini ditemukan pada manusia dan hewan. Dimana menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Yang kemudian berkembang, dan menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan atas ataupun bawah.

Dalam penelitian tersebut, Tyrell dan rekan-rekannya menemukan sekelompok virus baru, yang diberi nama virus Corona. Dimana virus ini menjadi genus (kelas) virus baru.

Corona berasal dari kata crown, atau mahkota. Sebab penampakan virus ini seperti memahkotai permukaan pada saluran pernafasan.

Virus Corona menyerang orang-orang dewasa. Namun dapat pula menyebabkan asma pada anak-anak. Begitu pun bronkhitis kronis pada dewasa dan manula.

Sejak 2003, setidaknya ada 5 virus Corona baru yang telah ditemukan. Dan seluruhnya menimbulkan sindrom pada saluran pernafasan, yang menyebabkan morbidity ataupun kematian.

Virus Corona bekerja aktif saat musim dingin dan musim semi. Sedangkan pada musim panas dan musim gugur, virus ini kurang aktif.

Gejala-gejala terjangkit virus Corona adalah demam, badan lelah dan pegal-pegal, batuk kering. Namun pada beberapa orang, gejala dapat juga disertai sakit di beberapa bagian tubuh, gangguan pernafasan, keluar cairan dari hidung, dan radang tenggorokan.

Sebanyak 80% kasus ini dapat sembuh alami, tanpa perawatan khusus. Namun jika virus Corona menyerang penderita diabetes, hipertensi, ataupun jantung, efeknya lebih berat.

ISPA adalah penyakit yang tampaknya ringan. Orang-orang menyebutnya flu, 'masuk angin', atau radang tenggorokan. Namun, di Indonesia, ISPA adalah penyebab tertinggi kematian. Yang kemudian disusul oleh hipertensi dan diabetes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun