Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Masalah Sampah Plastik, Mulai dari Kesehatan hingga Perubahan Iklim

23 Juli 2020   16:41 Diperbarui: 24 Juli 2020   12:01 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi | Sumber: Pocket Vector

Mengenal Kantong Plastik dan Polyethylene

Bahan baku utama kantong plastik adalah HDPE (High Density Polyethylene). Dimana HDPE adalah polimerisasi etilena dengan densitas lebih dari 0,94.

Rumus kimia Ethylene dan Polyethylene. Sumber: dokpri
Rumus kimia Ethylene dan Polyethylene. Sumber: dokpri
Polimer adalah senyawa yang tersusun dari banyak monomer. Polyethylen (PE) adalah polimer, yang monomernya adalah ethylene.

Ethylene adalah senyawa karbon yang termasuk kelompok alkena, atau memiliki ikatan rangkap pada atom karbon (C). Dikenal juga dengan nama etena (C2H2). Dan berasal dari minyak bumi.

Dari tahun ke tahun, jumlah permintaan dunia untuk Polyethylene terus meningkat. Di tahun 2017, ada lebih dari 100 juta ton resin PE yang diproduksi. Yang tiap tahunnya, permintaan dunia untuk resin PE bertambah 4%.

Kantong Belanja, Evolusi Kantong Plastik

Di Indonesia, ada 9,8 miliar kantong plastik per tahun yang digunakan. Dimana 95% dari kantong plastik tersebut, hanya digunakan sekali pakai. Hal inilah yang menjadi perhatian Pemerintah Daerah.

Pelarangan Kantong Plastik adalah langkah awal yang bagus. Sebab Pemerintah perlu keseriusan mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.

Disamping itu, pelarangan kantong plastik dapat menjadi solusi pengolahan limbah garmen. Sehingga membuka peluang untuk industri kecil atau industri rumah tangga untuk memproduksi kantong belanja.

Contoh kantong belanja alternatif pengganti kantong plastik. Kantong belanja hasil kerajinan tangan industri rumah tangga. Sumber: dokpri
Contoh kantong belanja alternatif pengganti kantong plastik. Kantong belanja hasil kerajinan tangan industri rumah tangga. Sumber: dokpri

Problematika Sampah Plastik di Indonesia

Selain untuk kantong plastik, PE juga digunakan untuk gelas, sedotan, kemasan, bangunan atau konstruksi, peralatan rumah tangga atau olah raga, kendaraan bermotor, elektronik, dan agrikultur.

Permasalahan sampah plastik, bukan hanya terjadi di daratan, tetapi juga di laut. Sumber utama sampah plastik di laut, justru berasal dari daratan. Yang terbawa di aliran sungai menuju laut.

Dalam website Ocean Waste Pollutions tertulis bahwa Indonesia menjadi negara kedua, sebagai kontributor terbesar sampah plastik di laut. Sebanyak 15% limbah plastik di laut, berasal dari Indonesia. Bahkan, dari 20 sungai yang paling terpolusi di seluruh dunia, sungai-sungai Indonesia menempati urutan ke 4.

Tabel Negara-Negara dengan Jumlah Sampah Plastik Terbanyak. Sumber: The Street
Tabel Negara-Negara dengan Jumlah Sampah Plastik Terbanyak. Sumber: The Street
Sampah-sampah plastik yang ada di laut, menjadi sumber polusi untuk biota laut. Akibatnya adalah kematian beberapa jenis biota laut, seperti kura-kura, penyu.

Bukan hanya biota laut, polusi air laut menyebabkan adanya kandungan plastik dalam garam. Yang mana akan berpengaruh terhadap makanan dan kesehatan manusia.

Selain kantong plastik, kuantitas sampah kemasan plastik luar biasa. Kemasan-kemasan ini menjadi masalah besar karena sulit untuk digunakan kembali atau Reuse.

Sampah Kemasan Plastik yang sudah dikumpulkan dari sekitar perumahan dan jalanan. Sumber: dokpri
Sampah Kemasan Plastik yang sudah dikumpulkan dari sekitar perumahan dan jalanan. Sumber: dokpri
Sampah Kemasan Plastik Rumah Tangga. Sumber: dokpri
Sampah Kemasan Plastik Rumah Tangga. Sumber: dokpri
Sampah Kemasan Plastik Rumah Tangga. Sumber: dokpri
Sampah Kemasan Plastik Rumah Tangga. Sumber: dokpri
Di sekitar tahun 2013, muncul green UMKM yang mengelola sampah-sampah kemasan berukuran kecil. Mereka mendaur ulang kemasan-kemasan tersebut menjadi tas, dompet, tikar, tempat tissue, dan produk-produk lainnya.

Sayangnya, usaha-usaha daur ulang kurang dapat bertahan lama. Sebab untuk mendapatkan hasil yang baik, proses daur ulang membutuhkan waktu yang lama dan jumlah orang yang banyak. Sehingga, produk-produk daur ulang relatif mahal.

Sedangkan jika sampah-sampah kemasan plastik ini dibakar, maka emisi karbon-nya akan mencemari udara. Kadar karbon meningkat dan menyebabkan perubahan iklim.

Kesimpulan

Pelarangan kantong plastik adalah upaya sadar mengelola sampah. Semua pihak perlu mendukung usaha Pemerintah ini.

Kantong-kantong plastik dapat digunakan kembali. Baik untuk menyimpan barang-barang belanjaan, ataupun untuk menampung sampah rumah tangga.

Bukan hanya kantong plastik yang harus ditangani. Sampah-sampah plastik kemasan-kemasan kecil pun perlu ditangani. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun