Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Masalah Sampah Plastik, Mulai dari Kesehatan hingga Perubahan Iklim

23 Juli 2020   16:41 Diperbarui: 24 Juli 2020   12:01 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah Kemasan Plastik Rumah Tangga. Sumber: dokpri

Dalam website Ocean Waste Pollutions tertulis bahwa Indonesia menjadi negara kedua, sebagai kontributor terbesar sampah plastik di laut. Sebanyak 15% limbah plastik di laut, berasal dari Indonesia. Bahkan, dari 20 sungai yang paling terpolusi di seluruh dunia, sungai-sungai Indonesia menempati urutan ke 4.

Tabel Negara-Negara dengan Jumlah Sampah Plastik Terbanyak. Sumber: The Street
Tabel Negara-Negara dengan Jumlah Sampah Plastik Terbanyak. Sumber: The Street
Sampah-sampah plastik yang ada di laut, menjadi sumber polusi untuk biota laut. Akibatnya adalah kematian beberapa jenis biota laut, seperti kura-kura, penyu.

Bukan hanya biota laut, polusi air laut menyebabkan adanya kandungan plastik dalam garam. Yang mana akan berpengaruh terhadap makanan dan kesehatan manusia.

Selain kantong plastik, kuantitas sampah kemasan plastik luar biasa. Kemasan-kemasan ini menjadi masalah besar karena sulit untuk digunakan kembali atau Reuse.

Sampah Kemasan Plastik yang sudah dikumpulkan dari sekitar perumahan dan jalanan. Sumber: dokpri
Sampah Kemasan Plastik yang sudah dikumpulkan dari sekitar perumahan dan jalanan. Sumber: dokpri
Sampah Kemasan Plastik Rumah Tangga. Sumber: dokpri
Sampah Kemasan Plastik Rumah Tangga. Sumber: dokpri
Sampah Kemasan Plastik Rumah Tangga. Sumber: dokpri
Sampah Kemasan Plastik Rumah Tangga. Sumber: dokpri
Di sekitar tahun 2013, muncul green UMKM yang mengelola sampah-sampah kemasan berukuran kecil. Mereka mendaur ulang kemasan-kemasan tersebut menjadi tas, dompet, tikar, tempat tissue, dan produk-produk lainnya.

Sayangnya, usaha-usaha daur ulang kurang dapat bertahan lama. Sebab untuk mendapatkan hasil yang baik, proses daur ulang membutuhkan waktu yang lama dan jumlah orang yang banyak. Sehingga, produk-produk daur ulang relatif mahal.

Sedangkan jika sampah-sampah kemasan plastik ini dibakar, maka emisi karbon-nya akan mencemari udara. Kadar karbon meningkat dan menyebabkan perubahan iklim.

Kesimpulan

Pelarangan kantong plastik adalah upaya sadar mengelola sampah. Semua pihak perlu mendukung usaha Pemerintah ini.

Kantong-kantong plastik dapat digunakan kembali. Baik untuk menyimpan barang-barang belanjaan, ataupun untuk menampung sampah rumah tangga.

Bukan hanya kantong plastik yang harus ditangani. Sampah-sampah plastik kemasan-kemasan kecil pun perlu ditangani. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun