Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perlukah Kabinet Indonesia Maju Dirombak?

22 Juli 2020   15:55 Diperbarui: 22 Juli 2020   15:55 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Wapres Maruf Amin memperkenalkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

"Go to the ant,  consider her ways, and be wise. Without having any chief, officer, or ruler, she prepares her bread in summer and gathers her food in harvest." - Salomon, ESV

Teguran Presiden tersebut adalah suatu pesan kepada rakyat bahwa Presiden dan para menterinya terus bekerja keras mengelola negara. Sekalipun keadaan belum 100% membaik, namun para pemimpin ini memikirkan nasib 267 juta rakyat Indonesia.

Hal Paling Mendesak Saat Menghadapi Pandemi Covid-19

Belum adanya kemajuan perekonomian, memang hal yang menjengkelkan. Sebab masyarakat butuh kehidupan yang sejahtera. Hidup yang morat-marit justru gerbang awal adanya berbagai macam penyakit.

Dari sisi profesionalisme, sebagai pemimpin yang berkaliber menteri, seharusnya tidak perlu dimarahi baru program jalan. Apalagi beralasan krisis, sebab Covid-19 sudah sejak Februari 2019 bergema di China.

Satu hal yang harus digarisbawahi dari globalisasi adalah apapun itu -baik wabah, tren, budaya, dan lainnya- dapat menyebar dengan cepat. Sehingga perlu waspada dan berjaga-jaga tiap waktu.

Yang penting saat menghadapi Covid-19 adalah menyayangi diri dan merawat diri. Mulai dari rakyat hingga pemimpin, saling mendukung dan saling memberikan energi positif. Sehingga keadaan membaik karena semua pihak memberikan andilnya.

Reshuffle akan mengundang pro dan kontra kembali. Bagaimana dengan orang yang tersingkir? Bukankah ide ini malah menimbulkan sakit hati dan menyebarnya energi-energi negatif?

Wisnu Nugroho, Pimpinan Redaksi Kompas, mengatakan bahwa dia sangat kecewa dengan kenyataaan tanpa bekerja keras, Indonesia mampu mengalahkan jumlah kasus Covid-19 di Cina.

Padahal, jumlah pengujian di Indonesia jauh tertinggal dari Cina. Dengan kata lain, masih banyak kasus Covid-19 di Indonesia belum terdeteksi ataupun tercatat. Dan positivity rate kasus Covid-19 masih di atas 11%. 

Mau atau tidak mau, semua orang harus menerima dan hidup berdampingan dengan Covid-19. Yang paling penting adalah:

  1. tiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kesejahteraannya,
  2. orang-orang mengerti cara mempertahankan kesehatan, dan 
  3. menjaga energi kehidupannya.

Daripada harus reshuffle, lebih baik jalankan program yang sudah direncanakan. Bersama-sama bekerja keras untuk Indonesia. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun