Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadilah Optimis dan Rasakan Manfaatnya!

6 Juli 2020   16:36 Diperbarui: 6 Juli 2020   17:18 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat menghadapi ketidakpastian, bersikap positif itu sulit-sulit gampang. Dibilang sulit karena keadaan yang dihadapi memang buruk. Dikatakan gampang  sebab ada sifat optimis.

Ketika keadaan buruk terjadi, yang harus dilakukan adalah buang jauh-jauh pikiran-pikiran negatif. Sebab pikiran-pikiran yang negatif menciutkan semangat dan membuat mental terpuruk.

Sedangkan pikiran-pikiran positif dan optimisme perlu dilatih. Sehingga hal-hal teburuk dalam hidup membaik. Sambil membentuk karakter-karakter baru yang positif.

"The basis of optimism does not lie in positive phrases or images of victory, but in the way you think about causes." - Seligman dalam Learned Optimism Theory

3 Manfaat Bersikap Optimis

1. Pemicu Kesehatan

Bersikap optimis akan berpengaruh terhadap kesehatan. Individu yang optimis, cenderung lebih sadar tentang kesehatan dan mencari cara agar tetap sehat.

Sikap optimis memampukan seseorang menangkal stres. Sebab dengan sikap optimis, seseorang mampu mengkompromikan dirinya terhadap sumber-sumber stres.

Dengan demikian, orang yang optimis jarang terkena penyakit. Sistem imun tubuhnya tinggi.

2. Meningkatkan Motivasi dan Performa

Sikap optimis mendorong seseorang bekerja keras. Sabar menghadapi keadaan yang penuh tekanan. Serta membangkitkan fokus pada tujuan.

Bersikap optimis, menimbulkan perasaan bahagia. Sehingga akan mempengaruhi performa seseorang.

Di tempat kerja, sikap optimis membuat seseorang berorientasi menyelesaikan tugas-tugasnya, selalu mencari solusi, tekun, dan membuat keputusan yang efisien.

Di bidang pendidikan, sikap optimis membuat seorang murid tekun belajar dan sabar. Sehingga rata-rata nilainya bagus.

3. Akar dari Sukses

Optimis berhubungan erat dengan sukses berkarir, kepuasan kerja, kemampuan memasarkan, dan adaptasi di dunia kerja.

Dengan sikap optimis, seseorang mampu menginterpretasikan lingkungan di sekitarnya. Sehingga muncul strategi-strategi baru.

Hal-hal yang Memicu Optimis

  • Mensyukuri berkat-berkat setiap hari
  • Membantu orang lain yang terpuruk
  • Mengantisipasi pikiran-pikiran negatif, membuang pikiran negatif yang merusak, mempertahankan pikiran negatif yang membuat siaga.

Melatih Sikap Optimis

Cara 3P - Personalisation, Pervasiveness, Permanence

Personalisation - Ketika sesuatu yang buruk terjadi, tidak menyalahkan pihak manapun.

Pervasiveness - Ketika ada kejadian negatif, lihatlah sisi positif dari kejadian tersebut.

Permanence - Suatu kejadian, berpeluang untuk segera berlalu atau tidak akan berubah. Percayalah bahwa perubahan itulah yang abadi.

Kesimpulan

"While we may not be able to control all that happens to us, we can control what happens inside us." - Benjamin Franklin.

Keadaan di sekeliling, belum tentu dapat dikontrol. Sesuatu yang buruk dapat terjadi tiba-tiba. Begitupun dengan hal-hal baik, dapat datang kapanpun.

Tetapi, di dalam dirinya, seorang individu adalah panglima perang. Apa yang mengisi pikiran dapat dikendalikan. Sikap menghadapi segala situasi pun dapat diatur.

Optimis adalah sikap mental yang positif. Bersikap optimis, meningkatkan kecerdasan emosi seseorang. Sedangkan kecerdasan emosi berpengaruh pada kualitas hidup. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun