"Miss, aku mau ganti Mama!" Seorang bocah berkata dengan lantang.
Dengan kaget saya menjawab, "Bagaimana bisa?"
"Kata Papa bisa." Bocah itu menukas dengan cepat.
"Papa kamu salah. Perceraian itu, harusnya tidak terjadi." Saya coba menerangkan pada bocah itu.
Keluarga mereka memang tampak kurang harmonis. Sang papa hanya ada di rumah hari Jumat hingga Minggu. Bahkan seringnya, sebelum hari Minggu sudah pergi lagi.
Kalaupun si papa ada, dia hanya duduk di depan rumah. Jarang satu keluarga mengadakan kegiatan bersama. Si bocah kadang mendominasi papanya.
Kakak perempuannya jarang ke luar rumah, sejak PSBB. Entah di dalam rumah mereka berinteraksi atau tidak.
Si bocah dan papanya senang berolah raga bersama. Kadang bermain bulu tangkis, bermain bola, dan lainnya.
***
"Miss, aku bakal punya Mama baru." Kata si bocah.
Saya binggung juga harus berbicara apa. Ada apa dengan keluarga mereka? Mengapa hal seperti ini harus jadi masalah anak?