Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buat Apa Dilarang? Dukung Anak Main Game!

20 Juni 2020   16:55 Diperbarui: 20 Juni 2020   16:46 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Games are designed to be addictive.
John Hopson - Peneliti di Microsoft Game Studios

Game bersifat adiktif. Sebab memang sengaja dirancang demikian. Game itu adalah lahan bisnis yang subur.

Dampak adiktif dari game, inilah yang paling ditakuti para orang tua. Wajar, karena anak yang kecanduan game bertingkah aneh. Tidak rasional.

Mereka kehilangan kemampuan bersosialisasi. Tidak cukup bergerak ataupun melakukan permainan fisik. Bermasalah dalam pelajaran, kesehatan hingga finansial.

Kids need to play games in order to be competitive in the current job market.
FAS -The Federation of America Scientists

Di samping dampak negatif, game memiliki efek positif. Melatih anak berpikir. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Menumbuhkan semangat kerjasama dalam tim. Juga mendidik anak untuk membuat keputusan singkat.

Dalam suatu game, ada nilai-nilai kehidupan. Ada pula yang mengajarkan keahlian kerja. Bahkan ada game yang menggabungkan keahlian bercerita dan olah raga.

Bermain Game di Gadget

Jadi, apakah bermain game di gadget boleh? Saya, sebagai orang tua dan pendidik, mendukung game untuk anak-anak. Dengan catatan, game menjadi alat untuk belajar. Bukan menjadi 'allah'.

Ada sekitar 9 jenis game komersil yang beredar. Baik itu game yang gratis ataupun berbayar.

Dari semua jenis itu, tidak semua game boleh dimainkan seorang anak. Jenis game, harus disesuaikan dengan umur anak. Sehingga apa yang dikonsumsi seorang anak, sesuai dengan kebutuhannya.

Misalnya saja, untuk anak-anak balita hingga 12 tahun, yang terbaik adalah game pendidikan, game logika, dan game strategi yang ringan.

Lewat game literasi, anak-anak belajar membaca. Game angka, membantu anak untuk belajar berhitung. Puzzle atau game logika lainnya, mengasah kemampuan problem solving.

Lantas, bagaimana trik saya agar anak bebas dari kecanduan game? 

  1. Mengatur jadwal harian.
  2. Mengatur waktu bermain game.
  3. Mengatur waktu melakukan aktivitas fisik.
  4. Memakai gadget bersama-sama.

Game Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, game membantu proses belajar. Game yang bersifat mendidik, memotivasi siswa untuk belajar. Bahkan mereka lebih fokus dan mendapatkan nilai yang lebih baik.

Anak-anak, pasti suka hal-hal yang menyenangkan. Apalagi kegiatan non formal di luar kelas. Game pendidikan, menyuguhkan konsep belajar sambil bermain. Bisa juga, belajar sambil bergerak.

Permainan melatih otak anak dengan cara yang berbeda. Sehingga, tercipta proses belajar yang tingkat stresnya rendah. Disamping, menciptakan kondisi belajar yang positif.

Sambil bermain, anak-anak mempelajari tentang 'giliran bermain'. Jika permainan dilakukan dalam kelompok, mereka belajar untuk saling menghormati.

Anak cenderung lebih banyak bicara daripada mendengar. Belajar sambil bermain, melatih anak untuk mendengarkan lawan mainnya. Dia juga belajar untuk jujur dan sportif.

Selain itu, secara autodidak, anak akan belajar dari kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. Dia akan berinisiatif mengambil tindakan korektif.

Game Angka

Saya dan anak, melakukan game ini bersama-sama. Tujuannya melatih kemampuan berhitung anak. Sekaligus menghibur dia.

Aturan permainan dapat diubah tiap kali bermain. Misalnya saja 'jumlahkan dua angka di dua kartu berbeda'. Di lain kesempatan, aturannya jadi 'kurangkan dua angka di dya kartu berbeda'. Bahkan dapat juga 'kalikan angka puluhan dan angka satuan'.

Gambar (1) Counting Game. Materi belajar berhitung dengan permainan. Bahan baku permainan dari memanfaatkan kertas bekas. | Dokpri.
Gambar (1) Counting Game. Materi belajar berhitung dengan permainan. Bahan baku permainan dari memanfaatkan kertas bekas. | Dokpri.
Game Melatih Otak

Ketika kertas-kertas bekas ataupun majalah bekas, kami membuat kreasi permainan. Misalnya saja membuat memory game.

Gambar (2) Memory Game. Materi belajar mengingat lewat permainan. Kartu-kartu permainan dibuat dari kertas dan majalah bekas. | Dokpri.
Gambar (2) Memory Game. Materi belajar mengingat lewat permainan. Kartu-kartu permainan dibuat dari kertas dan majalah bekas. | Dokpri.
Game Literasi

Untuk sebagian anak, membaca mungkin lebih mudah diajarkan. Tetapi saya butuh melakukan banyak usaha untuk mengajarkan membaca.

Salah satu cara yang saya gunakan adalah game literasi. Di atas kertas-kertas bekas, saya tulis bermacam-macam kata. Lalu kertas-kertas itu disebar di penjuru rumah. Anak harus mencari kertas, sebelum membaca dan menulis di buku.

Gambar (3) Emotion Reading Card. Materi belajar sambil bermain. Bahan baku berasal dari kertas bekas. | Dokpri.
Gambar (3) Emotion Reading Card. Materi belajar sambil bermain. Bahan baku berasal dari kertas bekas. | Dokpri.
Ada banyak ide-ide game pendidikan lain, yang dapat ditemukan di:
  • www.education.com
  • www.k5learning.com

Mengajar, mendidik, dan mendukung anak belajar adalah kewajiban orang tua. Berikan yang terbaik untuk aset kita di masa depan. (*)

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun