Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bijak Merajut Relasi di Tengah Ketidakpastian

2 Mei 2020   19:45 Diperbarui: 3 Mei 2020   07:44 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.shutterstock.com

Social distancing bukan bertujuan menciptakan masyarakat yang anti sosial. Mari kita lihat PSBB sebagai waktunya untuk lebih dekat dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. PSBB adalah waktu untuk intropeksi diri tentang relasi kita dengan keluarga, orang-orang di lingkungan tempat tinggal dan teman-teman.

Bagaimana hubungan kita dengan mereka? Apakah ada komunikasi? Bagaimana kualitas komunikasi tersebut?

#DiRumahAja vs. Waktu untuk Keluarga

Jika keadaan normal, sehari-hari kita disibukkan dengan pekerjaan. Waktu untuk keluarga dan anak-anak kurang. Jadi, inilah waktu yang tepat untuk mulai menanamkan kebiasaan baru yang positif dengan keluarga inti dan anak-anak.

Berikut ini adalah tantangan yang dapat digunakan sebagai panduan mengakrabkan diri dengan keluarga inti:

  • Masak dan mempersiapkan makanan bersama adalah kesempatan yang menyenangkan.
  • Membaca buku bersama-sama adalah cara mudah menjadi lebih dekat.
  • Bercanda dan tertawa menjauhkan tiap anggota keluarga dari penyakit.
  • Melakukan kegiatan di luar rumah bersama-sama dan menyegarkan pikiran.
  • Mendengarkan musik dan menari bersama.
  • Memberikan pelukan dan ciuman.
  • Membuat surat cinta, menulis I love you di secarik kertas atau mengatakannya secara langsung.
  • Melihat koleksi foto-foto lama.
  • Video call dengan keluarga besar.
  • Berkebun dan menanam sayur bersama-sama.

#DiRumahAja vs. Waktu untuk Teman-Teman

Begitu pun dengan teman-teman. Dalam perjalanan hidup seseorang, dari waktu ke waktu dia akan memiliki teman-teman yang berbeda. Ada teman masa kecil, teman sekolah, teman kuliah, teman kerja atau relasi bisnis.

Tidak setiap waktu kita dapat menghubungi mereka satu per satu. Apalagi jika dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh. Bersyukurlah dengan penemuan teknologi canggih yang akrab disebut dengan Media Sosial. Media ini mempermudah siapapun untuk saling berkomunikasi.

Semua pengguna media sosial bebas mempublikasikan tentang kehidupannya. Apakah itu dirinya sendiri, keluarga, atau kegiatannya. Bahkan ada yang mempergunakan media sosial untuk kegiatan bisnisnya.

Media sosial ibarat jurnal kehidupan seseorang. Ada orang yang membuka dirinya untuk publik, ada pula yang nyaman dengan teman-temannya. Satu hal yang pasti, saat ini media sosial adalah salah satu solusi agar hati tetap merasa hangat saat social distancing.

Berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman membuat seseorang tetap sehat. Sebab tiap orang butuh kasih sayang, penerimaan, dan pendengar. Bercerita kepada keluarga dan teman-teman serta mendengarkan mereka adalah terapi gratis.

Waktunya Mengenal Orang-orang di Sekitar

Dengan adanya PSBB, banyak orang yang kegiatannya berpusat di rumah. Di saat seperti ini, ada cukup banyak waktu untuk mengamati orang-orang di sekeliling. Observasi akan membuat kita lebih mengenal seseorang. Mengenal seseorang lewat pengamatan akan lebih berkesan dibandingkan mengenal seseorang tanpa proses.

Melalui proses pengamatan, kita akan mengetahui karakter seseorang. Ini memungkinkan kita untuk memilih teman yang cocok. Tidak semua orang harus berteman, namun kita perlu tahu dan kenal orang-orang yang tinggal di sekitar kita.

Kapan Situasi Ini Berakhir?

Tadi sore kami melakukan kegiatan rutin di luar rumah. Bermain, berjalan kaki keliling perumahan, menyapa tetangga, dan olah raga ringan. Tiba-tiba kami bertemu dengan seorang teman baru dan terlibat pembicaraan serius. Akhirnya terlontar pertanyaan, “Kapan Situasi Ini Berakhir?”

Keadaan belum pasti hingga saat ini. Walaupun kabar-kabar baik mulai banyak beredar. Belum ada pihak yang berani untuk meniadakan social distancing, baik dalam negeri maupun luar negeri. Namun saya percaya ada waktunya badai pasti berlalu. Dengan ditemani anak dan keluarga besar, teman-teman lama, dan teman-teman baru, saya optimis mengarungi masa krisis ini.

Beberapa hari yang lalu, seorang teman mengirimkan Dana Kaget. Jumlahnya kecil dan dia membagi untuk 4 orang. Hal yang sangat berkesan dari pengalaman itu adalah dia ingat saya.

Pengalaman lainnya adalah bersama seorang teman lama yang saya kenal di SMA. Dulu kami tinggal bersama dalam 1 rumah kost. Tiba-tiba dia menawarkan brownies mini. Singkat cerita, tawaran itu akhirnya menjadi suatu bisnis bersama.

Hari Jumat kemarin, saya dan adik saling berhubungan dengan WA. Dia menanyakan kabar dan kegiatan saya belakangan ini. Pembicaraan berlanjut hingga ada tawaran untuk mengerjakan SWOT.

Semua hal yang baik di atas adalah berkat kebaikan Tuhan. Tidak lepas juga dari usaha memupuk relasi dan networking. Saya mengangkat topik relasi, bukan berarti ahli di bidang ini. Sebagai seorang introvert, saya berjuang keras untuk menguasai seni berelasi. Dalam perjuangan itu, saya belajar nilai-nilai relasi dari film dan game favorit putri semata wayang, yaitu My Little Pony: Friendship is Magic.

I may know about a lot of things, but friendship isn’t really one of them. And I’m definitely not gonna learn more about it by being alone all the time. Twilight Sparkle

Itulah kalimat paling berkesan dari karakter Twilight Sparkle. Ketika kita ingin mempelari bagaimana membangun relasi dan networking, yang perlu dipraktekkan adalah cari teman dan berteman dengan mereka. Mustahil merajut relasi tanpa implementasi.

Keadaan ini suatu saat pasti berubah. Mari syukuri kesempatan dan pergunakan sebaik-baiknya. Sayangi keluarga. Hubungi teman-teman lama. Jajaki teman-teman baru. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun