Penerapan tasawuf dalam pemilu bukan hanya akan meningkatkan kualitas proses demokrasi, tetapi juga akan membangun karakter bangsa yang lebih baik. Melalui pendidikan politik berbasis moralitas, kampanye yang etis, dan pengawasan yang transparan, kita dapat menciptakan budaya politik yang sehat dan harmonis. Pada akhirnya, pemilu yang berlandaskan akhlak tasawuf bukan sekadar memilih pemimpin, tetapi juga membangun bangsa yang bermartabat, adil, dan sejahtera. Dengan menjadikan tasawuf sebagai panduan, kita dapat melangkah menuju kehidupan demokrasi yang lebih bermoral dan berkeadilan.
Pemilu adalah momen penting untuk menentukan arah bangsa, tetapi juga merupakan ujian moral bagi masyarakat. Dengan menjadikan akhlak tasawuf sebagai panduan, pemilu dapat menjadi lebih dari sekadar proses politik; ia dapat menjadi sarana untuk memperkuat moralitas, integritas, dan spiritualitas bangsa. Prinsip-prinsip seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, kerendahan hati, dan kasih sayang harus menjadi landasan bagi semua pihak yang terlibat dalam pemilu. Jika nilai-nilai ini diterapkan, kita tidak hanya akan mendapatkan pemimpin yang berkualitas, tetapi juga membangun bangsa yang bermartabat. Dengan akhlak tasawuf sebagai pedoman, pemilu dapat menjadi langkah nyata menuju kehidupan berbangsa yang lebih harmonis dan bermoral. Ini adalah upaya penting untuk memastikan bahwa demokrasi berjalan dengan cara yang benar-benar membawa manfaat bagi semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Suhaeni, Eni. 2020. "Implementasi Nilai-Nilai Tasawuf Dalam Politik Perspektif Sosiologi." Rausyan Fikr: Jurnal Pemikiran dan Pencerahan 16(1): 108--18. doi:10.31000/rf.v16i1.2463.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H